Logo Bloomberg Technoz

Harga Batu Bara Turun, Terjebak di Tren Negatif

Hidayat Setiaji
14 November 2024 07:40

Aktivitas pengangkutan komoditas batu bara di sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan. (Dok Bloomberg)
Aktivitas pengangkutan komoditas batu bara di sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan. (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Si batu hitam belum mampu lepas dari tren negatif.

Pada Rabu (13/11/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini ditutup di US$ 141,5/ton. Turun 0,53% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara turun 0,98% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga anjlok 6,23%.

Bank Dunia mengestimasikan penurunan konsumsi batu bara bakal terjadi pada 2025 dan makin parah pada 2026, menyusul proyeksi kemerosotan permintaan dari China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS). Bank Dunia melandasi proyeksi penurunan permintaan batu bara di China, Eropa, dan AS pada 2026 dengan faktor makin banyaknya pembangkit listrik dari energi baru-terbarukan (EBT) dan gas alam untuk menggantikan pembangkit berbasis batu bara.

Bank Dunia menggarisbawahi peningkatan permintaan batu bara masih terjadi pada tahun ini, seiring dengan konsumsi yang cukup besar dari India serta China yang digadang-gadang mampu mengompensasi penurunan permintaan dari Eropa. Namun, konsumsi batu bara global diperkirakan mulai menyusut pada 2025, di mana permintaan dari China menurun dan pertumbuhan permintaan India diproyeksikan melambat.