Logo Bloomberg Technoz

Selama sebulan ke belakang, harga masih meroket 18,1%.

Produksi minyak kelapa sawit./Bloomberg-Ferley Ospina

Selain itu, koreksi harga minyak nabati lainnya juga turut mempengaruhi harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) anjlok 5,17%. Sedangkan di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) terkoreksi 0,5%.

Adapun harga minyak biji bunga matahari turun 0,75%. Lalu hanya minyak rapeseed berkurang 0,24%.

Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 79,08.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun, RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal sudah tergolong jenuh beli (overbought).

Sementara indikator Stochastic RSI tercatat 67,93. Menghuni area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Dengan kombinasi tersebut, sepertinya fase konsolidasi harga CPO belum berakhir. Ruang koreksi masih terbuka.

Target koreksi terdekat adalah MYR 4.958/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.714 bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat ada di MYR 5.063/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO naik lagi menuju MYR 5.118/ton.

(aji)

No more pages