Kenaikan harga Bitcoin terjadi semakin 'buas' pekan lalu saat Donald Trump resmi diumumkan sebagai pemenang pilpres AS dari Kamala Harris. Dengan serangkaian rekor harga all time high (ATH) telah terjadi, Bitcoin sempat mencatatkenaikan sekitar 110% sepanjang 2024 (year-to-date/ytd) namun malam ini turun menjadi 102%.
Reli Bitcoin juga dipengeruhi oleh gelombang arus dana masuk ke ETF Spot-utamanya dari iShares Bitcoin Trust US$39 miliar milik BlackRock Inc - serta pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) pekan lalu.
Analis teknikal Fairlead Strategies LLC, Katie Stockton, dalam catatan riset terbarunya mengatakan “wajar jika kita melihat periode pencernaan setelah kenaikan yang begitu tajam” pada Bitcoin, dan merekomendasikan “netral dalam jangka pendek,” dilansir dari Bloomberg News.
Bitcoin becoming unburdened by what has been.
— Cameron Winklevoss (@cameron) November 11, 2024
Bitcoin mengalami koreksi menjadi US$86.353 namun kembali rebound 0,6% menjadi US$87.801 dalam 24 jam terakhir. Pasar opsi kini bertaruh lonjakan Bitcoin selanjutnya di level US$100.000 pada akhir tahun 2024.
Minat terbuka - atau kontrak yang belum terjual - untuk futures CME Group Inc Bitcoin dan Ether, yang berada di peringkat kedua, mencapai rekor pada hari Senin, sebuah tanda tumbuhnya keterlibatan investor institusi AS.
“Menjadi terasa seperti kita berada dalam penemuan harga dengan beberapa 'aliran uang riil' yang sangat solid yang berasal dari ETF,” kata Jake Ostrovskis, trader OTC di Wintermute.
“Ada konsensus bahwa US$100 ribu pada bulan Desember adalah target yang mungkin - banyak call option pada strike/tenor tersebut.”
(fik/wep)