Salah satu Inisiatif BNI dalam pendampingan kepada debitur yakni menyelenggarakan program BNI ESG Sustainability & Transition (BEST) pada September 2024. Melalui program tersebut, BNI mengundang 25 perusahaan energi untuk berdiskusi tentang Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian ESDM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta International Finance Corporation (IFC).
BNI juga tercatat sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi hijau (green bond) dalam denominasi rupiah senilai Rp 5 triliun pada 2022. Obligasi ini telah berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon sebesar 1,4 juta ton CO2eq, serta mendukung daur ulang 1,6 juta ton sampah dan perlindungan lebih dari 300 ribu hektar lahan dan menanam lebih dari 28.000 pohon.
"Capaian ini merupakan hasil distribusi dana ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan hijau, pengelolaan limbah, serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan," ungkap David.
Selain sektor korporasi, BNI juga menjangkau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam implementasi praktik ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah dan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan.
"Komitmen kami sangat kuat untuk terus tumbuh bersama debitur dalam menciptakan masa depan berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam upaya keberlanjutan global, menuju Indonesia Emas 2045," pungkas David
Partisipasi aktif BNI dalam COP29 ini menjadi bukti kuat peran strategis bank dalam mendukung transisi hijau dan ambisi NZE Indonesia, sekaligus mempertegas komitmen keberlanjutan BNI yang terintegrasi dalam setiap lini bisnis dan kemitraan debitur.
(tim)