Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham teknologi yang melaju pesat adalah, PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) terbang 23,4%, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melesat dengan kenaikan 19,9%. Saham PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) juga menguat 3,28%.

Senada dengan saham barang baku, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) melesat 24,7%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) terangkat 9,75% dan saham PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) menguat 8,74% yang juga turut mendukung penguatan IHSG

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ikut menguat dan menetap di zona hijau, dengan melesat 4,33 poin (0,49%) ke posisi 888,85.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melonjak 4,13%, PT Bank Jago Tbk (ARTO) lompat 3,25%. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat 2,94%, dan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terbang 2,88%.

Investor menanti dengan cermat inflasi Amerika Serikat, yang hasilnya bisa semakin memudarkan harapan pada laju pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) imbas proyeksi pemotongan suku bunga AS di 2025 hingga Juni hanya akan terjadi dua kali, dibandingkan hampir empat kali pemotongan yang diperkirakan pada awal pekan lalu. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data inflasi AS yang akan dirilis hari ini diperkirakan menunjukkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan ada kenaikan 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, sementara laju tahunan diperkirakan mengalami kenaikan pertama sejak Maret.

Analisis Inflasi AS (Bloomberg Economics)

Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg sampai dengan Rabu pagi tadi diproyeksikan inflasi CPI AS pada Oktober adalah sebesar 0,2% month-on-month (MoM), sama dengan bulan sebelumnya. Secara tahunan (YoY), inflasi AS diprediksi di angka 2,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2,4%.

Sementara inflasi inti diramal sebesar 0,3% MoM dan 3,3% YoY yang keduanya sama seperti bulan sebelumnya.

“Inflasi belum jinak,” kata Scott Kleinman, dari Apollo Global Management Inc., dalam wawancara di Bloomberg Television, Selasa.

“Kita harus hidup dalam lingkungan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama,” tambahnya.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali pada 7 November sebelumnya, para pejabat tidak terburu-buru untuk mengurangi biaya pinjaman, dengan mengatakan pada Konferensi Pers Media bahwa cara terbaik untuk menemukan suku bunga netral bagi perekonomian adalah “dengan hati-hati dan sabar.”

Untuk pasar saham Asia kompak mayoritas bergerak tertekan pada siang hari. Indeks Kospi ambles 2,58%, indeks Nikkei 225 melemah 1,53%, indeks TOPIX drop 1,38%, indeks Hang Seng Hong Kong terjungkal 0,48%, indeks Shanghai Composite menguat 0,48%, dan indeks Strait Times Singapore menghijau 0,05%.

(fad)

No more pages