Logo Bloomberg Technoz

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyatakan akan memantau dan memastikan proyeksi penerimaan pajak di APBN 2024 mencapai target pada akhir tahun.

Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak dari Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas per Oktober 2024 sebesar Rp810,76 triliun atau setara 76,24% dari target dalam APBN 2024. Sedangkan PPh Migas dilaporkan telah terkumpul Rp53,70 triliun atau 70,31% dari target.

Selanjutnya, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) tercatat sebesar Rp620,42 triliun atau setara 76,47% dari target. Sedangkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Lainnya telah terkumpul Rp32,65 triliun atau 86,52% dari target.

“Dalam 3-4 bulan terakhir kondisi positif membaik jadi tren untuk bisa capai target akhir tahun sejalan dengan denyut perekonomian,” klaim Anggito dalam rapat itu.

“PPN dan PPnBM memang konsumsi domestik masih meningkat dibandingkan tahun lalu sedikit agak kontraintuitif yang saat ini terjadi, tapi kalau lihat kondisi ekonomi memang membaik,” ucap Anggito.

Sebagai informasi, pada Jumat (8/11/2024), Sri Mulyani mengungkapkan total penerimaan negara selama Januari-Oktober adalah Rp 2.247,5 triliun. Angka ini setara dengan 80,2% dari target.

"Ada kenaikan 0,3% dibanding periode yang sama 2023," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta.

Kemudian total belanja negara sepanjang 10 bulan pertama 2024 adalah Rp 2.556,7 triliun. Ini sama dengan 76,9% dari target.

Dengan demikian, defisit anggaran per akhir Oktober berada di Rp 309,2 triliun. Ekuivalen dengan 1,37% terhadap Produk Domestik Bruto. Masih di bawah perkiraan untuk APBN 2024 yaitu 2,29% PDB.

"Sedangkan dari sisi keseimbangan primer, kita masih surplus Rp 97,1 triliun," ujar Sri Mulyani.

(azr/lav)

No more pages