Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan. Gejala umum saat seseorang mengalami gondongan adalah pembengkakan pada pipi dan rahang.
Dr Irene Ratridewi mengungkapkan data periode Agustus- Oktober 2024 kasus gondongan yang dilaporkan di Jawa Timur sebanyak 6.718 orang.
Ia juga mengungkap yang paling sering terkena gondongan adalah usia 5-10 tahun namun dengan gejala ringan, namun diklaim tak ada obat saat ini untuk penyakit tersebut.
"Gejala umumnya adalah dia demam, kemudian demamnya bisa ringan, bisa juga demam tinggi selama 1-3 hari ada nyeri kepala, ada malas makan, ada lesu, kemudian diikuti dengan pembesaran dari kelenjar liur,"kata Irene.
2. Cacar Air
Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Sebagian besar kasusnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Sementara memang kasus tersebut diketahui sempat mendera kawasan Tangerang Selatan beberapa pekan lalu dengan total 75 kasus yang dilaporkan.
"Ini penyakit varicella atau cacar air juga sangat menular pada 90% orang yang kontak dengan pasien atau anak yang mendapat cacar air dia akan terinfeksi,"ungkapnya.
3. Hand Foot Mouth and Diseases (HFMD)
Dokter Irene mengatakan berdasarkan laporan kasus HFMD atau yang dikenal dengan Flu Singapura di Jawa Timur terdapat 1666 kasus periode (Januari-Oktober 2024).
Sejumlah gejala yang perlu diwaspadai orang tua terkait risiko HFMD. Salah satunya, demam dengan suhu lebih dari 39oC dan berlangsung hingga tiga hari.
Kemudian, apabila sariawan yang timbul di membran mukosa mulut disertai dengan nyeri menelan (faringitis) sampai menimbulkan tidak nafsu makan/minum dan berujung ke kondisi tubuh anak lemas.
Cara Kurangi Risiko Penularan
Dokter Irene mengatakan risiko transmisi dari wabah penyakit karena droplet bisa dicegah dengan karantina atau physical distancing.
“Anak-anak yang menderita ketiga penyakit (mumps, HFMD dan varicella) harus tidak boleh masuk sekolah, harus diam di rumah karantina, isolasi, physical distancing,” kata Irene dalam diskusi daring mengenai penyakit infeksi yang sering menyebabkan wabah di sekolah, yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Untuk mengurangi risiko transmisi, Irene mengatakan isolasi harus dijalankan dan jarak antar anak di sekolah dan lingkungan harus direnggangkan. Perilaku menjaga higienitas dengan mencuci tangan yang baik dan kembali menggunakan masker harus dilakukan mengingat penyebarannya juga mirip dengan pandemi COVID-19 yang lalu.
“Menutup mulut, hidung secara baik pada waktu batuk dan pada waktu bersin. Ingat pandemi COVID-19. Penyakit infeksi di mana yang transmisinya droplet dan kurang atau tidak dikerjakan keenam hal ini apalagi sudah ada vaksinnya, maka sangat berpotensi menjadi pandemi,”katanya.
(dec/spt)