Logo Bloomberg Technoz

Harga Timah Bisa Naik 7% pada 2025, Meski Ekspor RI Mulai Pulih

Dovana Hasiana
13 November 2024 11:30

Ingot dicetak dari timah cair di fasilitas pengolahan PT Timah di Mentok, Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian
Ingot dicetak dari timah cair di fasilitas pengolahan PT Timah di Mentok, Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta Harga salah satu komoditas mineral logam andalan Indonesia, timah, diproyeksikan menguat secara anual; masing-masing 7% pada 2025 dan 6% pada 2026.

Bank Dunia atau World Bank (WB) dalam laporan Commodity Market Outlook teranyarnya mengatakan proyeksi penguatan harga timah terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan semikonduktor, panel fotovoltaik, dan teknologi transisi energi lainnya.

"Setelah kenaikan yang diharapkan sebesar 16% secara tahunan atau year on year [yoy] tahun ini, harga timah akan naik sebesar 7% pada 2025 dan 6% pada 2026, didukung oleh meningkatnya permintaan semikonduktor, panel fotovoltaik, dan teknologi transisi energi lainnya," papar tim peneliti Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Rabu (13/11/2024).

Dari sisi pasokan, ekspor timah Indonesia diperkirakan kembali stabil setelah penundaan perizinan menyebabkan penurunan tajam pada awal 2024. 

Seorang karyawan berjalan melewati tumpukan timah batangan di gudang fasilitas pengolahan PT Timah di Mentok, Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian

Sebaliknya, operasi belum dimulai kembali di tambang-tambang utama di Myanmar—produsen timah terbesar ketiga—meskipun larangan penambangan 2023 telah dicabut sebagian pada awal 2024.