Beroperasi Pertengahan 2025
Berdasarkan jadwal pengiriman saat ini, yang terus dievaluasi, Freeport Indonesia berharap dapat memulai kembali operasi (start-up operations) smelter Manyar pada pertengahan 2025. Berbagai upaya tengah dilakukan untuk mempercepat pesanan peralatan guna mempercepat jadwal operasi.
Dalam kaitan itu, Freeport Indonesia juga tengah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengizinkan keberlanjutan ekspor konsentrat tembaga hingga smelter beroperasi dengan penuh, termasuk mengupayakan agar pemerintah Indonesia bisa mengizinkan peningkatan kuota ekspor untuk 2024.
Adapun, pemerintah telah menyetujui perseroan untuk melakukan ekspor konsentrat tembaga sekitar 840.000 wet metric ton (WMT) pada periode Juli—Desember 2024.
Freeport-McMoRan mengatakan, pada 14 Oktober 2024, kebakaran terjadi selama proses commissioning smelter katoda tembaga Freeport Indonesia, menyusul kerusakan peralatan di tungku peleburan.
"Kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan pada fasilitas pembersihan gas [pabrik presipitator elektrostatik] dan infrastruktur untuk produksi asam sulfat. Tidak ada korban luka."
Operasi smelter telah ditangguhkan sementara sambil menunggu kegiatan perbaikan. Namun, Freeport-McMoRan mengatakan operasi penambangan di Papua Tengah dan penyelesaian serta peningkatan kapasitas proyek precious metal refinery (PMR) tidak terdampak.
Beberapa waktu lalu, Freeport Indonesia memang memastikan tetap bisa memproduksi emas pada pekan ke-2 Desember 2024 melalui fasilitas pemurnian lumpur anoda atau PMR, meskipun sempat ada kebakaran pada salah satu fasilitas di smelter katoda tembaga di Manyar.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan fasilitas PMR—yang terintegrasi dengan smelter katoda tembaga di JIIPE — tetap bisa memurnikan lumpur anoda dari smelter katoda tembaga PT Smelting yang juga berada di Gresik, Jawa Timur.
Sekadar catatan, proses pemurnian berawal dari konsentrat tembaga diproses di smelter menjadi katoda tembaga dan lumpur anoda. Lumpur anoda diproses di PMR untuk dimurnikan menjadi emas, perak dan beberapa logam lainnya.
"Sekarang ini walaupun smelter kami sedang down akibat kebakaran, masih dilakukan evaluasi dan investigasi, tetapi lumpur anoda dari PT Smelting sudah bisa dimurnikan. Jadi mungkin dalam minggu ke-2 itu sudah mulai bisa produksi emas batangan, gold bar," ujar Tony di sela agenda Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Emas PT Freeport Indonesia dan PT ANTAM Tbk, pekan lalu.
Tony mengestimasikan produksi emas fasilitas PMR hingga akhir tahun adalah 0,5 ton dan bakal meningkat menjadi 4,75 ton pada kuartal I-2025.
Adapun, fasilitas PMR milik Freeport Indonesia memiliki kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta platinum group metals yaitu 30 kg platinum dan 375 kg paladium.
(dov/wdh)