Logo Bloomberg Technoz

Hal yang pasti, dia menyatakan akan kembali berkunjung ke Sritex pada Jumat ini (15/11/2024), untuk kembali memastikan tidak adanya PHK yang tejadi di perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu. "Jumat ini saya akan memastikan bahwa di sritex itu tidak ada PHK. Ini penting sekali."

PHK 20%

Berkaitan dengan Sritex, Presiden Direktur Sritex Iwan Kurniawan Lukminto menggarisbawahi PHK terhadap 20% karyawan—yang sudah dilakukan sejak tahun lalu — tidak menggambarkan bahwa perseroan bakal bangkrut, tetapi dilandasi oleh keputusan bisnis di tengah guncangan sektor tekstil nasional.

"Jadi bukan landasannya kita perusahaan yang mau bangkrut atau apa. [Dari tahun lalu] efisiensi mungkin sekitar 20% dari jumlah total karyawan kami," ujar Iwan kepada wartawan usai Komisi VII DPR Mengunjungi PT Sritex di Sukoharjo.

Sekadar catatan, Sritex secara grup mencatatkan jumlah karyawan tetap sebanyak 11.249 karyawan per akhir Maret 2024. Angka ini turun 20% dari periode sebelumya 14.138 karyawan.

Perseoran secara grup sudah mencatat rugi bersih untuk periode hingga 30 Juni 2024 sebesar US$25,73 juta (atau setara Rp403,12 miliar dengan asumsi kurs saat ini) dan melaporkan defisit serta defisiensi modal per 30 Juni 2024 dan 31 Desember 2023 masing-masing sebesar US$1,18 miliar (Rp18,6 triliun) dan US$1,16 miliar (Rp18,2 triliun).

Kondisi ini mengindikasikan adanya ketidakpastian yang dapat menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, grup telah memfokuskan upayanya untuk meningkatkan penjualan dan menerapkan efisiensi biaya produksi dengan kegiatan-kegiatan pengurangan karyawan secara berkala hingga 2025.

Pekerja di pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman./Bloomberg--Dimas Ardian

Efieisnsi TPT

Di sisi lain, kondisi industri TPT secara nasional juga tidak sedang baik-baik saja. Badai PHK masih menghantui sektor andalan industri padat karya ini sampai dengan akhir kuartal III-2024.

Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) mencatat jumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia hampir mencapai 15.500 pekerja per 9 September 2024.

Presiden KSPN Ristadi melaporkan PHK tersebut terjadi karena pabrik-pabrik yang tutup, seiring dengan makin banyaknya pelaku industri pertekstilan yang melakukan efisiensi usaha.

“Total sejak awal 2024, ada 15.415 orang korban PHK anggota KSPN,” ujar Ristadi kepada Bloomberg Technoz, akhir bulan lalu.

Daftar PHK Anggota KSPN Tekstil:

PHK akibat pabrik tutup

  • PT S Dupantex, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
  • PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700-an orang
  • PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK 500-an orang
  • PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400-an orang
  • PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
  • PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK 8.000-an orang
  • PT Sinar Panca Jaya, Semarang: data terbaru, Agustus 2024 PHK terakhir sebelum tutup mencapai 340-an orang. Total pekerja korban PHK sekitar 3.000-an, dilakukan bertahap
  • PT Pulaumas: PHK 301 pekerja, sedang proses negosiasi pesangon

PHK akibat efisiensi perusahaan

  • PT Bitratex, Semarang: PHK 400-an orang
  • PT Johartex, Magelang: PHK 300-an orang
  • PT Pulomas, Bandung: PHK 214-an orang
  • PT Daliatex: PHK 500-an orang
  • PT Delta Merlin 1, Karanganyar: PHK 200-an orang*
  • PT Delta Merlin 2, Karanganyar: PHK 100-an orang*
  • PT Agung Tex, Karanganyar: PHK 50-an orang
  • PT Samwon (perusahaan garmen), Kota Semarang: PHK 350-an orang

*) Catatan: PHK Delta Merlin kelanjutan dari 2023.

(prc/wdh)

No more pages