Logo Bloomberg Technoz

Sentimen pada perdagangan hari ini terutama datang dari pasar global. Ketidakpastian pasar kembali meningkat yang tercermin dari melesatnya imbal hasil obligasi Treasury AS dan indeks dolar mencapai level tertinggi sejak Juni, jelang terbitnya data inflasi Amerika Serikat.

Inflasi AS terbaru bisa semakin memudarkan harapan pada laju pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) imbas proyeksi pemotongan suku bunga AS di 2025 hingga Juni hanya akan terjadi dua kali, dibandingkan hampir empat kali pemotongan yang diperkirakan pada awal pekan lalu. 

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, indeks saham di Jepang dan Korea melemah mengikuti Wall Street. Indeks dolar AS melesat ke level tertinggi sejak Juni dan yield Treasury kembali melesat naik.

Grafik imbal hasil 2 tahun AS. (Sumber: Bloomberg)

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data inflasi AS yang akan dirilis hari ini diperkirakan menunjukkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan ada kenaikan 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, sementara laju tahunan diperkirakan mengalami kenaikan pertama sejak Maret.

Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg sampai dengan Rabu pagi memproyeksikan inflasi CPI AS pada Oktober adalah sebesar 0,2% month-on-month (MoM), sama dengan bulan sebelumnya. Secara tahunan (YoY), inflasi AS diprediksi di angka 2,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2,4%.

Sementara inflasi inti diramal sebesar 0,3% MoM dan 3,3% YoY yang keduanya sama seperti bulan sebelumnya.

“Inflasi belum jinak,” kata Scott Kleinman, dari Apollo Global Management Inc., dalam wawancara di Bloomberg Television, Selasa.

“Kita harus hidup dalam lingkungan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama,” tambahnya.

Para pelaku pasar termasuk investor dan trader berspekulasi bahwa kebijakan yang dijanjikan Donald Trump akan memicu inflasi dan mempertahankan suku bunga AS tetap tinggi.

Efeknya, “Pasar obligasi bersiap untuk angka IHK yang lebih kuat,” terang David Rogal, Manajer Portofolio Pendapatan Tetap di BlackRock Inc. “Meskipun ada kepastian atas hasil Pemilu, masih ada ketidakpastian yang cukup besar terkait kebijakan dan dampaknya terhadap pasar.”

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali pada 7 November sebelumnya, para pejabat tidak terburu-buru untuk mengurangi biaya pinjaman, dengan mengatakan pada Konferensi Pers Media bahwa cara terbaik untuk menemukan suku bunga netral bagi perekonomian adalah “dengan hati-hati dan sabar.”

Menanggapi pertanyaan setelah pidatonya, Gubernur Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin menggemakan komentar dari Powell tentang menunggu untuk melihat apa yang terjadi setelah Pemilihan Presiden minggu lalu sebelum menentukan bagaimana perekonomian mungkin terpengaruh.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, fokus perhatian investor akan bergeser pada data Inflasi AS atau Consumer Price Index (CPI) AS untuk bulan Oktober yang akan dirilis pada hari Rabu. 

“Inflasi Inti (Core CPI) diprediksi secara bulanan akan naik dengan laju yang sama baik secara bulanan (+0,3% M/M) maupun secara tahunan (+3,3% Y/Y) dibandingkan dengan pencapaian di bulan September,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, meski diperkirakan terjadi kenaikan inflasi, CME FedWatch Tools masih menunjukan peluang 62,1% pemangkasan lanjutan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps di FOMC Desember 2024.

Probabilitas Federal Funds Rate pada Desember (Sumber: CME FedWatch)

Selanjutnya, faktor yang kemungkinan masih membayangi potensi rebound lanjutan IHSG adalah kecenderungan pelemahan nilai tukar Rupiah seiring penguatan USD Index.

“IHSG memasuki area pivot 7.300–7.330 (12/11). Konfirmasi rebound ke 7.330 jadi konfirmasi minor Bullish reversal,” mengutip riset Phintraco.

Dalam risetnya, tekanan jual di pasar modal Indonesia kemungkinan kembali mereda di perdagangan Rabu (13/11) seiring dengan keyakinan bottoming IHSG di kisaran level 7.200.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MAIN, HRUM, BIRD, SRTG, dan ESSA.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, penurunan IHSG mulai tertahan harmonic support di area 7.228 dan. 

“IHSG mulai rebound sesuai antisipasi kita sebelumnya dengan resisten yang perlu diperhatikan di 7.450,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (13/11/2024).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika harga close di bawah support 7.228.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ADRO, AUTO, dan PANI.

(fad/rui)

No more pages