Jika memasukkan emisi akibat alih fungsi lahan, maka emisi karbondioksida bisa mencapai 41,6 miliar metrik ton. Akibatnya, konsentrasi karbondioksida di atmosfer bisa 52% lebih tinggi dibandingkan level sebelum Revolusi Industri.
Dalam 6 tahun ke depan, ada kemungkinan 50% bahwa bumi akan lebih hangat 1,5 derajat celcius dari sebelum Revolusi Industri.
“Analogi saya adalah, wajah Anda akan menghantam tembok. Memang belum, tetapi dalam waktu dekat akan terjadi,” tegas Glen Peters, Peneliti Senior Center for International Climate Research.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih menghuni zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,69. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, indikator Stochastic RSI berada di 63,14. Menempati area beli (long) dan bahkan lumayan kuat.
Dengan koreksi yang sudah cukup dalam, harga batu bara berpeluang bangkit. Target resisten terdekat ada di US$ 144/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 145/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah MA-100 di US$ 141,25. Target paling pesimistis atau support terjauh ada di US$ 137/ton yang menjadi MA-200.
(aji)