"Inflasi belum jinak," kata Scott Kleinman, co-presiden Apollo Global Management Inc, dalam wawancara di Bloomberg Television, Selasa. "Kita harus hidup dalam lingkungan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama."
Para trader bertaruh pada penurunan lebih lanjut di pasar Treasury, mengantisipasi bahwa kebijakan yang dijanjikan Donald Trump akan memicu inflasi dan mempertahankan suku bunga AS tetap tinggi. Minat terbuka (open interest), indikator posisi trader berjangka di pasar obligasi, naik untuk sesi keempat berturut-turut dalam kontrak obligasi dua tahun, menurut data yang dirilis Selasa.
Gubernur Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan pada Selasa bahwa dia akan mengamati data inflasi dengan cermat untuk menentukan apakah pemotongan suku bunga lain diperlukan pada pertemuan Desember mendatang di bank sentral AS.
"Pasar obligasi bersiap untuk angka IHK yang lebih kuat," ujar David Rogal, manajer portofolio pendapatan tetap di BlackRock Inc. "Meskipun ada kepastian atas hasil pemilu, masih ada ketidakpastian yang cukup besar terkait kebijakan dan dampaknya terhadap pasar."
Menurut Will Compernolle dari FHN Financial, IHK yang tinggi dan/atau belanja ritel yang kuat bisa mendorong imbal hasil lebih tinggi jika pemotongan suku bunga pada Desember "terlihat kurang bijaksana."
Reli pasca-pemilu di pasar saham AS mungkin akan terhenti seiring investor mulai mengambil keuntungan, menurut para strategis Citigroup Inc yang dipimpin oleh Chris Montagu. Paparan investor terhadap saham AS melonjak ke level tertinggi sejak 2013 pasca-pemilihan presiden di tengah optimisme akan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, menurut survei dari Bank of America Corp.
"Kami mengantisipasi potensi pengambilan keuntungan, konsolidasi, atau bahkan koreksi untuk saham-saham AS menuju kuartal pertama tahun depan," kata Dan Wantrobski dari Janney Montgomery Scott. "Momentum naik tetap kuat dan sentimen investor masih positif, tetapi saham-saham sekali lagi dalam posisi overbought pada beberapa kerangka waktu."
(bbn)