Bursa Asia Bersiap Dibuka Melemah Jelang Rilis Data Inflasi AS
News
13 November 2024 06:50
Rob Verdonck - Bloomberg News
Bloomberg, Imbal hasil obligasi Treasury AS naik dan dolar mencapai level tertinggi dalam dua tahun menjelang data inflasi utama yang bisa semakin memudarkan harapan pada laju pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed). Saham-saham di Asia diperkirakan dibuka melemah setelah reli cepat di AS mulai kehilangan momentum.
Imbal hasil dua tahun AS — yang lebih terkait erat dengan keputusan The Fed dibandingkan utang jangka panjang — mencapai level tertinggi sejak Juli seiring dengan penguatan dolar pasca-pemilu, mendorong yen Jepang mendekati level penting di 155. Indeks saham berjangka menunjukkan penurunan di Sydney, Tokyo, dan Hong Kong setelah S&P 500 melemah usai kenaikan terbesar selama lima hari dalam setahun. Bitcoin juga mendekati US$90,000 untuk pertama kalinya.
Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun naik 12 basis poin menjadi 4,43% pada Selasa (12/11/2024), sementara obligasi Australia naik tujuh basis poin pada awal perdagangan Rabu (13/11/2024). Para trader kini memperkirakan adanya dua kali pemotongan suku bunga AS hingga Juni, dibandingkan hampir empat pemotongan yang diperkirakan pada awal pekan lalu.
Data AS yang akan dirilis hari ini diperkirakan menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, sementara laju tahunan diperkirakan mengalami kenaikan pertama sejak Maret.