Saat itu tiba, maka CPO akan mengalami tekanan jual. Aksi ambil untung (profit taking) ini yang sepertinya jadi alasan utama kejatuhan harga CPO.
Selain itu, perkembangan harga minyak nabati lainnya juga mempengaruhi harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) anjlok 2,7%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) melemah 2,76%.
Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan beralih ke CPO akan menurun. Sebab, kedua komoditas ini memang bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 83,11.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Kondisi overbought pun terlihat di indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin harga CPO akan melanjutkan koreksi. Target support terdekat rasanya ada di MYR 4.951/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MYR 4.935/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 5.058/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga CPO ke arah MYR 5.093/ton.
(aji)