Logo Bloomberg Technoz

Sentimen 'Trump Trade' juga makin pesimistis-nya prospek penurunan bunga acuan global pada tahun depan, telah membuat tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS, kembali naik.

Lonjakan yield Treasury, akhirnya memantik pula arus jual di pasar obligasi domestik. Yield Surat Berharga Negara (SBN) di mayoritas tenor terpantau melesat hari ini, mengindikasikan ada tekanan jual yang menurunkan harga obligasi negara.

Tingkat imbal hasil INDOGB-10Y naik tertinggi, hingga 13,3 bps jadi 6,84%. Disusul tenor 15Y yang naik 10,4 bps dan INDOGB-5Y juga naik 9,4 bps jadi 6,58%. Sedangkan tenor 1Y dan 2Y masing-masing naik 8,5 bps dan 3,6 bps pada sesi kedua perdagangan.

Animo lelang meningkat

Ketika pasar sekunder menderita tekanan jual yang cukup massif, lain halnya dengan yang terjadi di pasar primer.

Lelang SUN hari ini membukukan kenaikan incoming bids 36,4% menjadi sebesar Rp37,4 triliun.

Para peserta lelang banyak memburu seri FR0103 yang membukukan nilai penawaran hingga Rp11,45 triliun. Juga, seri FR0104 yang mencatat minat hingga Rp8,61 triliun.

Selain itu, untuk beberapa tenor favorit, penawaran yield yang masuk juga lebih rendah dibanding lelang SUN terakhir.

Hal itu menjadi hal menarik karena dalam rentang waktu sejak lelang SUN pada akhir Oktober, perkembangan pasar sudah sangat berubah pasca hasil Pilpres AS. 

Untuk seri favorit FR0103 misalnya, rentang penawaran yield terendah dan tertinggi yang masuk antara 6,85%-7,05%, tidak jauh berbeda dibanding lelang SUN sebelumnya di kisaran 6,87%-7,05%.

Sedangkan untuk seri FR0104, yang dalam lelang sebelumnya kisaran yield diminta ada di 6,70%-6,98%, dalam lelang hari ini malah lebih rendah di kisaran 6,60%-6,80%.

Alhasil, karena kisaran penawaran yield yang masuk tercatat lebih rendah, pemerintah akhirnya memenangkan di yield rata-rata yang juga lebih rendah.

Weighted Average Yield (WAY) untuk tenor FR0103, yang jatuh tempo tahun 2035 misalnya, tercatat sebesar 6,92%, dibandingkan sebelumnya 6,93%. Namun, level itu lebih tinggi dibandingkan yield di pasar sekunder di mana untuk INDOGB-10Y sore ini ada di posisi 6,84%.

Penerbitan SBN yang telah direalisasikan mencapai Rp394,9 triliun pada akhir Oktober, setara 58,2% dari target (Bloomberg Technoz/Azura Yumna)

Begitu juga untuk tenor menengah FR0104 yang diganjar WAY sebesar 6,63%, lebih kecil dibanding lelang sebelumnya 6,76%. Akan tetapi, tetap lebih menarik dibandingkan yield di pasar sekunder sebesar 6,58%.

Pemerintah akhirnya memenangkan penawaran masuk sebesar Rp22 triliun sesuai target, lebih banyak dibandingkan nilai penjualan saat lelang sebelumnya yang hanya Rp18,85 triliun.

Data terakhir yang dilansir oleh pemerintah, sampai akhir Oktober lalu, pembiayaan utang dalam APBN 2024 mencapai Rp438,1 triliun. Angka ini adalah 67,6% dari target APBN.

Bila dibandingkan dengan Januari-Oktober 2023, pembiayaan utang telah melonjak 116,55%.

Sementara penerbitan SBN yang telah direalisasikan mencapai Rp394,9 triliun. Setara dengan 58,2% dari target dan naik 112,97% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan total pembiayaan anggaran APBN 2024 hingga Oktober sudah terkumpul Rp383 triliun. Setara dengan 73,3% dari target. 

(rui)

No more pages