Bloomberg Technoz, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan saat ini sudah terdapat 60 perusahaan yang menyatakan komitmennya dalam impor 2 juta ekor sapi perah untuk pengadaan susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Meski belum menjelaskan lebih detail terkait dengan perusahaan-perusahaan yang dimaksud, Sudaryono menekankan saat ini otoritas pertanian senantiasa merampungkan perizinan dan lahan yang ada untuk memuluskan masuknya impor sapi perah tersebut.
"Hampir 60-an perusahaan [menyatakan komitmen]. Ada perusahaan, ada kooperasi, dalam dan luar negeri. Nilainya itu 2 juta ekor ya," kata Sudaryono ketika ditemui di Kantor Kementan, Selasa (12/11/2024).
"[Saat ini sedang] proses perizinan, kemudian kita matching-kan dengan kelompok peternaknya. Kemudian, lahan kita siapkan. Kita kasih alternatif lahan. Kita yang aktif dari Kementerian Pertanian yang aktif untuk mengomunikasikan dengan pemilih lahan," sambungnya.

Adapun, terkait dengan lahan penunjang peternakan sapi tersebut, dia menuturkan bakal berkoordinasi lebih lanjut dengan pemilik lahan baik PTPN, HGU, hingga lahan kepemilikan masyarakat. Dia mengeklaim telah mengantongi identifikasi lahan sebesar 1,5 juta hektare (ha), baik di wilayah Jawa maupun luar Jawa.
"Intinya kita membantu investasi. Jadi mereka dengan wewenang mereka mendatangkan sapi hidup, dan itu sangat menguntungkan secara kemandirian pangan kita, terkait dengan susu dan daging yang sekarang masih defisit," terangnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tanpa program Makan Bergizi Gratis, kebutuhan susu nasional mencapai 4,3 juta ton per tahun. Sebanyak 22,7% di antaranya masih dipenuhi melalui kebijakan impor. Adapun, program Makan Bergizi Gratis menyasar 82,9 juta anak sekolah, balita, dan ibu hamil.
Dengan demikian, Sudaryono berharap setidaknya dengan diberlakukannya kebijakan impor 2 juta sapi perah tersebut, setidaknya dapat membuat Indonesia jadi lebih mandiri pangan dan dapat mengurangi ketergantungan impor terhadap susu sapi. "Minimal di atas 50%, kebutuhan susu domestik kita bisa," pungkasnya.
Investasi Vietnam
Awal bulan November, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan terdapat investor Vietnam yang tertarik untuk membangun peternakan sapi perah skala besar atau mega farm di Indonesia pada 2025.
Hal itu disampaikannya ketika memenuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Kepresidenan Jakarta pada Kamis, (31/10/2024).
"Rencana investasi dari Vietnam dengan pengadaan sekitar 250.000 ekor sapi ini akan berdampak besar bagi kepentingan nasional," jelas Amran dalam siaran pers Kementan, Jumat (1/11/2024).
Impor sapi ini, menurutnya, juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai swasembada daging dan susu melalui pengadaan sapi indukan dari luar negeri.
Rencana ini juga menawarkan peluang bagi pengusaha lokal dan internasional untuk berkontribusi dalam program Makan Bergizi Gratis yang menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah saat ini.
"Kami sudah meninjau Poso bersama perusahaan TH Group. Di sana ada lahan seluas 12.000 hektare, sementara di Sulawesi Selatan ada 30.000 hektare dan di Kalimantan Tengah 50.000 hektare," kata Amran.
TH Group merupakan perusahaan besar asal Vietnam yang akan berinvestasi di Indonesia dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik.
Tak hanya itu, TH Group berencana mengembangkan industri pembibitan sapi, budi daya ternak, pemenuhan pakan berkualitas, distribusi, pengolahan, serta peningkatan kapasitas peternak lokal.
Investasi dari Vietnam ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di bidang pertanian yang ditandatangani pada 19 Mei 2024.
Menutup keterangannya, Amran menambahkan bahwa impor sapi indukan sangat penting untuk mempercepat ketersediaan susu dalam program yang dicanangkan Presiden.
Sementara itu, bila mengandalkan sapi indukan yang sudah ada, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai swasembada.
(prc/wdh)