Logo Bloomberg Technoz

Nikel Bakal Bangkit, Bank Dunia Ramal Harga Naik 3% pada 2025

Dovana Hasiana
12 November 2024 14:50

Material mixed hydroxide precipitate (MHP) dalam rangkaian proses pengolahan nikel milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Material mixed hydroxide precipitate (MHP) dalam rangkaian proses pengolahan nikel milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Harga nikel, yang menjadi salah satu komoditas mineral logam andalan Indonesia, diproyeksikan menguat secara anual; masing-masing 3% pada 2025 dan 6% pada 2026.

Bank Dunia atau World Bank (WB) dalam laporan Commodity Market Outlook teranyarnya mengatakan proyeksi penguatan harga nikel terjadi seiring dengan permintaan global yang diramal terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang, didukung ekspansi produksi baja nirkarat atau stainless steel dan baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

"Setelah penurunan yang diperkirakan sebesar 21% pada 2024 secara tahunan atau year on year [yoy], harga nikel diperkirakan pulih sebesar 3% pada 2025 dan 6% pada 2026," tulis tim peneliti Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Selasa (12/11/2024). 

Sampel ore nikel./Bloomberg-Carla Gottgens

Bank Dunia mencatat rerata harga nikel berada di level US$16.627/ton pada Januari—Maret 2024. Harganya sempat menguat ke level US$18.416/ton pada April—Juni 2024 dan melemah kembali ke level US$16.235/ton pada Juli—September 2024.

Institusi tersebut juga melaporkan harga nikel turun 12% secara quarter to quarter (qtq) pada kuartal III-2024, tetapi sebagian pulih dalam beberapa pekan terakhir menyusul langkah-langkah stimulus ekonomi di China.