Logo Bloomberg Technoz

"Memang berdasarkan asumsi dasar ini, pasokan minyak global tahun depan diperkirakan melebihi permintaan rata-rata 1,2 juta barel per hari [bph], tingkat kelebihan pasokan yang hanya terlampaui selama penutupan atau lockdown terkait dengan Covid-19 pada 2020 dan jatuhnya harga minyak pada 1998," tulis tim peneliti World Bank dalam laporan terbaru, dikutip Selasa (12/11/2024).

Pergerakan harga minyak sampai dengan 12 November 2024./dok. Bloomberg

Gegara EV

Adapun, konsumsi minyak global diperkirakan hanya akan meningkat sekitar 0,9 juta bph pada 2024 dan 2025. Perlambatan tersebut tampak nyata jika dibandingkan dengan peningkatan permintaan sebanyak 2 juta bph pada 2023, setelah China mencabut langkah-langkah kebijakan pembatasan terkait dengan pandemi.

Sekitar 45% dari pertumbuhan konsumsi minyak global pada 2024 dan 2025 diperkirakan terjadi di China dan India, meskipun peningkatan permintaan di Negeri Panda ditaksir hanya akan mencapai sekitar sepersepuluh dari peningkatan yang terlihat pada 2023. 

Konsumsi minyak di China akan terus terhambat oleh maraknya penyebaran EV dan mobil hibrida, yang baru-baru ini mencapai 50% dari total penjualan kendaraan bulanan di negara tersebut, serta truk bertenaga gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

Sebaliknya, konsumsi minyak di negara-negara maju diproyeksikan mandek tahun ini dan tahun depan.

Pada 2026, pertumbuhan konsumsi minyak global diperkirakan sejalan dengan dua tahun sebelumnya, yaitu hanya sekitar 0,8 juta bhp; dengan peningkatan yang tetap terkonsentrasi di Asia Timur Pasifik, Asia Timur, dan Afrika Subsahara.

Proyeksi ini akan melanjutkan perlambatan sekuler dalam konsumsi minyak global, yang mencerminkan intensitas minyak yang menurun dari produk domestik bruto (PDB) global dan pertumbuhan ekonomi global yang lemah menurut standar historis terkini.

Ilustrasi produksi minyak (Sumber: Bloomberg)

Pasokan Meluber

Berbanding terbalik dengan estimasi konsumsi minyak yang makin surut, pasokan global justru diperkirakan mencapai sekitar 103 juta bph pada 2024; naik dari 102,3 juta bph pada 2023. Suplai minyak dunia bahkan ditaksir menembus 105 juta bph pada 2025.

Sebagian besar pertumbuhan produksi diperkirakan terjadi di Amerika Serikat (AS), dengan peningkatan sekitar 0,6 juta bph pada 2024 dan 2025.

Pasokan minyak dunia diproyeksikan terus meningkat hingga 0,5 juta bph per tahun di Brasil, Kanada, dan Guyana. Pada 2025, produksi juga diperkirakan akan meningkat di beberapa produsen kecil, seperti Kazakhstan, Norwegia, dan beberapa negara Afrika.

Pasokan dari anggota OPEC+ diasumsikan hanya akan meningkat sedikit pada 2025, berdasarkan asumsi bahwa sebagian besar dari pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta bph akan diperpanjang lebih lanjut.

(wdh)

No more pages