Kim Yo Jong menambahkan bahwa di saat kedua negara membawa lebih banyak aset nuklir ke kawasan, Korut akan meresponsnya dengan meningkatkan persenjataannya dengan proporsi yang sebanding.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengecam pernyataan Kim Yo Jong itu dengan menyatakan itu keterlaluan dan menunjukkan rendahnya level dari rezim itu, demikian dilaporkan media Korsel, Yonhap News.
Korut pada Minggu (30/04/2023) bersumpah untuk meningkatkan "pencegahan militer" mereka, seperti dilaporkan oleh media pemerintah.
Kunjungan ke AS oleh presiden Korsel digambarkan sebagai "perjalanan yang paling bermusuhan, agresif dan provokatif, serta berbahaya untuk perang nuklir," dalam sebuah tajuk di KCNA.
Biden sebelumnya mengatakan dalam pertemuannya dengan Yoon bahwa serangan nuklir Korut terhadap AS dan sekutunya akan menjadi akhir dari rezim Kim Jong Un. Hal ini disampaikan saat ia mengumumkan upaya baru dengan Korsel untuk melawan pembangunan nuklir Pyongyang.
(bbn)