Logo Bloomberg Technoz

Ada Meteor 4 Kali Ukuran Everest Mau Hantam Bumi, Ini Dampaknya

Referensi
12 November 2024 09:37

Hujan meteor Eta Aquarid. (Space)
Hujan meteor Eta Aquarid. (Space)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Studi terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 3,26 miliar tahun lalu, Bumi pernah dihantam oleh meteor raksasa yang ukurannya mencapai empat kali lipat dari Gunung Everest. Peristiwa ini bukan sekadar kisah dari masa lalu, tetapi memberikan wawasan mendalam mengenai dampak besar dari tumbukan meteor terhadap ekosistem Bumi purba.

Penemuan Bukti di Barberton Greenstone Belt, Afrika Selatan

Hantaman meteorit raksasa, yang dikenal sebagai "S2," dikaitkan dengan bukti geologis yang ditemukan di sabuk Barberton Greenstone, Afrika Selatan. Dalam penelitian yang diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences, tim peneliti yang dipimpin oleh Nadja Drabon, ahli geologi dan asisten profesor di Harvard University, menganalisis sampel batuan kuno. 

Mereka mempelajari sedimentologi, geokimia, dan komposisi isotop karbon yang terkandung dalam batuan tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang dampak dari peristiwa besar ini.

Tsunami Dahsyat dan Suhu Laut yang Mendidih

Peringatan Tsunami (Sumber: BMKG)

Ketika meteorit S2 menghantam Bumi, kekuatan yang dihasilkannya memicu tsunami raksasa yang mengaduk lautan. Menurut Drabon, peristiwa ini dapat digambarkan seperti berada di perairan dangkal yang tenang, lalu tiba-tiba dihantam oleh gelombang besar yang mengubah lanskap bawah laut. Gelombang tsunami ini membawa puing-puing dari daratan ke pesisir, merusak ekosistem laut.

Tak hanya itu, panas dari tumbukan meteorit ini cukup kuat untuk membuat lapisan permukaan laut mendidih dan meningkatkan suhu atmosfer. Fenomena ini menghasilkan awan debu tebal yang menyelimuti Bumi, menghambat proses fotosintesis. Akibatnya, siklus kehidupan terganggu karena minimnya cahaya matahari yang bisa masuk ke permukaan Bumi.

Kehidupan Bakteri yang Tangguh dan Pemulihan Ekosistem

Uni Eropa tunda selama 12 bulan UU Antideforestasi untuk mengekang penebangan hutan. (Bloomberg)