Logo Bloomberg Technoz

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Pada hari Jumat lalu, Pemerintah China mengumumkan paket stimulus senilai 10 triliun Yuan (US$1,4 triliun) untuk lima tahun ke depan guna menangani masalah utang Pemerintah Daerah. 

“Namun, investor meragukan apakah paket ini akan cukup untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari pertemuan National People’s Congress (NPC) itu, investor berharap adanya paket stimulus berskala besar yang secara langsung akan mendongkrak permintaan dan melawan deflasi. Akan tetapi, langkah-langkah stimulus yang telah diluncurkan tidak melibatkan suntikan dana secara langsung ke dalam perekonomian seperti yang diharapkan oleh pelaku pasar.

Sentimen terhadap China, dan pasar Asia, juga goyah seiring dengan terus merosotnya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Perusahaan-perusahaan asing menarik dana mereka keluar dari China karena prospek pertumbuhan ekonomi negara itu yang berubah menjadi lebih suram.

UBS AG., Bank investasi unggulan di pasar keuangan global, memangkas proyeksi pertumbuhan 2025 untuk China setelah Trump menang Pilpres AS, memperkirakan ekspansi ‘hanya’ di 4% untuk 2025, juga dengan laju yang ‘jauh lebih rendah’ pada 2026.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar menantikan rilis data Consumer Inflation Expectations bulan Oktober 2024 di Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis pada Selasa (12/11) dan diperkirakan stabil di level 3%.

Selanjutnya, pasar juga mengantisipasi pidato dari sejumlah petinggi The Fed, menyusul FOMC pada pekan lalu. Petinggi The Fed diharapkan mendukung petunjuk Gubernur The Fed, Jerome Powell bahwa timeframe pemangkasan suku bunga acuan di 2025 tidak berubah.

“Dari pasar domestik, pasar menantikan rilis data Retail Sales bulan September 2024 yang dijadwalkan rilis di Selasa dan diperkirakan mengalami penurunan ke level 2,5% YoY dari 5,8% YoY di Agustus 2024,” mengutip riset Phintraco.

Dalam risetnya, IHSG berbalik membentuk lower-shadow panjang di Senin. Pergerakan ini melanjutkan penyempitan negative slope pada MACD yang memperkuat indikasi konsolidasi IHSG. 

Analisis Teknikal IHSG Selasa 12 November 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

“Area konsolidasi IHSG diperkirakan berada pada kisaran 7.250–7.330 dengan critical support level diperkirakan di 7.200.”

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi INDY, EMTK, TOBA, JPFA, dan PWON.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, penurunan IHSG mulai tertahan harmonic support di area 7.228. 

“Untuk jangka pendek ada potensi rebound atau konsolidasi dengan resisten sementara di 7.450,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Selasa (12/11/2024).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika harga close di bawah support 7.228.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, JPFA, dan SRTG

(fad)

No more pages