Negara-negara dunia kini di bawah tekanan untuk mengajukan rencana ambisius dalam memangkas emisi gas rumah kaca pada 2035. Namun, AS tampaknya tidak akan menjadi teladan dalam hal ini. Kemungkinan besar, beberapa kebijakan iklim akan diubah oleh Presiden terpilih Donald Trump, sehingga AS mungkin tidak mampu memenuhi janjinya sendiri untuk target pengurangan emisi pada 2030.
Meski demikian, emisi di AS kemungkinan akan tetap menurun, didorong oleh sejumlah kebijakan populer yang diperkirakan tidak akan diubah oleh Trump. Selain itu, tindakan oleh pemerintah negara bagian, pemerintah daerah, dan sektor bisnis juga memainkan peran penting dalam upaya dekarbonisasi. Analis juga memperkirakan pemerintah akan mempertahankan sebagian subsidi dari Inflation Reduction Act, yang menarik investasi dalam proyek-proyek dekarbonisasi di wilayah yang diwakili oleh Partai Republik.
"Upaya untuk menahan perubahan iklim akan terus berlanjut di Amerika Serikat dengan komitmen, semangat, dan keyakinan," ujar Podesta. "Ini bukan akhir dari perjuangan kita untuk planet yang lebih bersih dan aman," tambahnya, seraya menegaskan bahwa "perjuangan ini lebih besar daripada satu pemilihan, satu siklus politik, dan satu negara."
Sejak Trump mengumumkan penarikan AS dari Perjanjian Paris pada 2017, tidak ada negara lain yang mengikuti langkah tersebut. Mantan diplomat dan veteran COP memperkirakan kecil kemungkinan negara-negara akan keluar dari perjanjian itu kali ini.
Jennifer Morgan, utusan khusus Jerman untuk iklim, menilai "kesehatan" Perjanjian Paris masih cukup baik meskipun ada ancaman penarikan kembali oleh AS. Ia menekankan bahwa bumi diperkirakan akan mengalami pemanasan yang lebih rendah abad ini dibandingkan jika Perjanjian Paris tidak pernah ditandatangani, meskipun proyeksi masih belum mencapai target utama menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5 derajat celcius dari tingkat pra-industri.
"Ada banyak pertanyaan terkait pemilu AS," ujar Morgan dalam konferensi pers Senin (11/11/2024). "Semua percakapan saya adalah tentang bagaimana kita melanjutkan implementasi Perjanjian Paris."
Di COP29, para aktivis lingkungan juga memanfaatkan kemenangan Trump untuk mendorong Presiden Joe Biden menggunakan sisa masa jabatannya dalam beberapa minggu mendatang untuk memperkuat warisan iklimnya. Mereka mendesak Biden untuk menolak aplikasi yang memungkinkan ekspor gas alam cair secara luas dan mengambil tindakan terhadap pipa minyak Dakota Access milik Energy Transfer LP.
“Biden perlu menggunakan dua bulan ke depan untuk membentuk warisan iklim yang kokoh dan membangun benteng perlindungan dari kebijakan Trump,” kata Ben Goloff dari Center for Biological Diversity.
(bbn)