Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik lagi pada perdagangan kemarin. Pencapaian atau milestone baru pun tercipta.

Pada Senin (11/11/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Januari ditutup di MYR 5.195/ton. Melesat 1,84% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak Juni 2022 atau hampir 2,5 tahun terakhir.

Harga CPO tengah dalam tren positif. Selama sepekan terakhir, harga naik 6,22% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, harga meroket 20,42%.

Masalah pasokan jadi pengungkit harga CPO. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan, stok CPO Negeri Harimau Malaya pada Oktober turun ke level terendah dalam 7 bulan terakhir.

Selain itu, pelemahan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia juga menjadi penyebab lonjakan harga CPO. Kemarin, ringgit terdepresiasi 0,62% di hadapan dolar AS.

Saat ringgit melemah, maka CPO menjadi lebih murah dan lebih atraktif bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan CPO naik, harga pun mengikuti.

Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO mantap di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 83,11.

RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI di atas 70 juga menjadi pertanda sudah tergolong jenuh beli (overbought).

Pertanda overbought makin terlihat dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli.

Oleh karena itu, risiko koreksi akan selalu membayangi harga CPO. Maklum, harga sudah naik begitu tinggi.

Ada kemungkinan harga CPO akan menguji target support MYR 5.076/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 4,951/ton bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target resisten terdekat adalah MYR 5.221/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga CPO naik lagi ke arah MYR 5.255/ton.

(aji)

No more pages