Harga Minyak Jatuh, Dipicu Prospek Lemah di China dan Dolar AS
News
12 November 2024 07:40
Yongchang Chin - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak menahan penurunan terbesar dalam dua pekan terakhir seiring prospek permintaan yang lemah di China, penguatan dolar AS, dan kekhawatiran potensi surplus pasokan di pasar.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$68 per barel setelah jatuh lebih dari 3% pada Senin (11/11/2024), sementara Brent ditutup di bawah US$72.
Upaya terbaru China untuk menggerakkan ekonominya dianggap belum cukup karena tidak mencakup stimulus langsung, sedangkan inflasi tetap rendah. Indeks dolar Bloomberg menyentuh level tertinggi dalam satu tahun seiring penyesuaian investor terhadap kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, yang menyebabkan komoditas menjadi lebih mahal.
Minyak mentah diperdagangkan dalam kisaran sempit sejak pertengahan bulan lalu, dengan para pedagang memantau ketegangan di Timur Tengah, pemilihan presiden AS, serta keputusan OPEC+ terkait pasokan. Prospek permintaan masih lemah, dengan pasokan diperkirakan akan melebihi permintaan pada tahun depan. Laporan pasar bulanan OPEC yang akan dirilis pada Selasa (12/11/2024) diharapkan akan memberikan wawasan tentang keseimbangan pasar global.