Rupiah Terbebani Reli 'Trump Trade' yang Kembali Datang
Tim Riset Bloomberg Technoz
12 November 2024 07:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah sepertinya masih akan dibayangi tekanan pelemahan dalam perdagangan di pasar spot, Selasa ini.
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat kemarin di kisaran 105,54, level penutupan tertinggi sejak awal Juli lalu. Penguatan the greenback membuat rupiah forward tertekan lagi. Kemarin pada penutupan bursa New York, rupiah NDF-1M ditutup melemah di level Rp15.787/US$.
Meski pagi ini rupiah forward dibuka menguat, akan tetapi kisaran pergerakan masih di rentang Rp15.775/US$. Level itu masih agak jauh dari posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.680/US$, mengisyaratkan gerak rupiah hari ini kemungkinan cenderung di kisaran Rp15.650-Rp15.750/US$.
Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, beberapa mata uang masih tertekan seperti baht dan ringgit, masing-masing melemah 0,23% dan 0,08%. Sedangkan sebagian besar yang lain masih menguat tipis saja seperti won 0,05%, yuan offshore 0,04% dan dolar Singapura 0,03%.
Hari ini, pasar akan mencermati hasil Survei Penjualan Ritel yang akan dilansir Bank Indonesia. Setelah kemarin hasil Survei Konsumen menunjukkan masyarakat Indonesia semakin berkurang optimisme-nya dalam memandang perekonomian ke depan, akibat pemburukan persepsi atas kondisi ekonomi saat ini, data penjualan ritel mungkin akan semakin mempertegas kemuraman itu.