Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8,2% pada 1995. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh beberapa sektor kunci, di antaranya sektor manufaktur atau hilirisasi, industri otomotif, konstruksi, jasa, dan investasi. Dengan demikian, Airlangga menilai hilirisasi dapat kembali menjadi sektor yang mendorong tercapainya target ekonomi pada 2028-2029.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga dapat dijaga dengan cara menurunkan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Beberapa di antaranya melalui pemanfaatan infrastruktur yang tersedia, peningkatan akses dan konektivitas, serta menyediakan fasilitas pendidikan atau pelatihan vokasi dan program upskilling dan reskilling tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayahnya.
Di sisi lain, menurut dia, ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah saat ini masih tinggi. Rata-rata pendapatan 10 kabupaten/kota berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/kapita tertinggi yakni US$33.267. Rata-rata pendapatan 10 kabupaten/kota berdasarkan PDRB/kapita terendah yakni US$658.
Selain PDRB per kapita yang tinggi, Airlangga juga mengimbau pemerintah daerah untuk memerhatikan kualitas pertumbuhannya seperti tingkat kemiskinan rendah dan rasio gini rendah, seperti Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur dengan PDRB per kapita tinggi diiringi kemiskinan dan gini rendah.
(lav)