Pada pilar Meaningful Learning, siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap materi yang mereka pelajari. Pendekatan ini mendorong siswa untuk mengaitkan teori dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat mengerti pentingnya setiap pengetahuan yang mereka peroleh. Di sini, guru berperan sebagai fasilitator, membantu siswa dalam menemukan relevansi materi dengan dunia nyata dan mempersiapkan mereka untuk memecahkan masalah di luar kelas.
2. Joyful Learning: Belajar dengan Bahagia dan Memaknai Materi
Joyful Learning adalah pilar yang menekankan pada pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk membuat siswa senang, tetapi juga memastikan mereka benar-benar memahami materi. Dengan suasana belajar yang nyaman, siswa akan lebih terdorong untuk terlibat dalam pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan berkesan. Pilar ini diharapkan dapat membantu siswa menikmati setiap proses pembelajaran tanpa merasa terbebani.
3. Mindful Learning: Menyesuaikan Pembelajaran dengan Kebutuhan Siswa
Mindful Learning memberikan ruang bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sambil memperhatikan kebutuhan dan potensi individu. Melalui pendekatan ini, siswa diberikan kesempatan untuk bereksperimen, berdiskusi, dan mengeksplorasi materi secara mendalam. Tujuan utama Mindful Learning adalah menciptakan pengalaman belajar yang menghargai perbedaan dan memberikan ruang bagi setiap siswa untuk tumbuh sesuai dengan kemampuannya.
Abdul Mu'ti menekankan bahwa Kurikulum Deep Learning bukan hanya sekadar pergantian nama, melainkan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi volume materi pelajaran, tetapi meningkatkan pemahaman siswa melalui eksplorasi yang lebih dalam. Dengan demikian, siswa tidak hanya akan menghafal materi, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang konsep yang mereka pelajari.
Tantangan dan Peluang Implementasi Kurikulum Deep Learning
Sebagai pendekatan baru, implementasi Kurikulum Deep Learning tentunya memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah mempersiapkan tenaga pendidik agar mampu mengubah pola pengajaran konvensional ke pendekatan yang lebih interaktif dan berpusat pada siswa. Selain itu, diperlukan infrastruktur yang mendukung agar proses belajar mengajar berjalan lancar.
Namun, di sisi lain, Kurikulum Deep Learning juga membuka peluang besar untuk menciptakan generasi muda yang lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi dinamika dunia kerja. Kurikulum ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, yang semakin dibutuhkan di era modern.
Apa yang Harus Diperhatikan dalam Menghadapi Perubahan Kurikulum?
Untuk mendukung transisi ke Kurikulum Deep Learning, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:
-
Pelatihan Guru: Guru perlu dibekali dengan pelatihan yang mendalam agar mampu menerapkan metode Meaningful, Joyful, dan Mindful Learning dengan baik.
-
Pengembangan Sumber Belajar: Diperlukan bahan ajar yang mendukung eksplorasi materi secara mendalam.
Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas: Orang tua dan komunitas juga perlu berperan aktif untuk membantu siswa mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata.
(seo)