Logo Bloomberg Technoz

Penguatan rupiah di awal pekan ini berlangsung ketika indeks saham masih tertekan. IHSG dibuka turun 0,38% setelah mengalami pekan yang sangat buruk. 

Sedangkan di pasar surat utang negara, Surat Berharga Negara (SBN) berbagai tenor bergerak variasi di mana tenor 2Y masih melanjutkan penurunan imbal hasil, pagi ini di 6,49%.

Sedangkan tenor 5Y dan 10Y masih naik yield-nya masing-masing di 6,58% dan 6,76%.

Pekan lalu, berdasarkan laporan yang dilansir oleh Bank Indonesia, investor asing membukukan posisi net sell atau jual bersih aset-aset di pasar keuangan RI senilai Rp10,23 triliun, selama periode 4-7 November.

Angka itu terdiri atas, jual neto senilai Rp2,29 triliun di pasar saham. Lalu penjualan sebanyak Rp4,66 triliun di pasar SBN dan sebanyak Rp3,28 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Namun, rupiah masih mampu membukukan penguatan mingguan sebesar 0,32%. Sedangkan IHSG tergerus 2,91% dalam sepekan.

Hari ini, pasar akan mencermati hasil terbaru Survei Konsumen RI oleh Bank Indonesia yang akan memberi gambaran apakah optimisme masyarakat Indonesia bisa bangkit atau melanjutkan tekanan.

Sedangkan sepekan ini, pasar akan fokus juga pada data ekonomi AS. Badan Statistik AS akan mengumumkan data inflasi Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) untuk bulan Oktober. Data inflasi ini akan menjadi bekal penting para pelaku pasar dalam memperkirakan arah kebijakan bunga acuan The Fed pada FOMC Desember dan mungkin juga untuk 2025.

Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg sampai Minggu malam memperkirakan inflasi CPI Amerika pada Oktober adalah sebesar 0,2% month-on-month (MoM), sama dengan bulan sebelumnya.

Secara tahunan (YoY), inflasi AS diprediksi di angka 2,6%, lebih tinggi dibanding bulan September 2,4%. Sementara inflasi inti diramal sebesar 0,3% MoM dan 3,3% YoY.

Bila angka yang diumumkan nanti sesuai prediksi pasar atau lebih kecil, hal itu bisa menjadi sentimen positif bagi emerging market karena potensi penurunan bunga The Fed masih bertahan di jalurnya. Demikian juga sebaliknya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia akan mengumumkan hasil terbaru Survei Konsumen dan Survei Penjualan Ritel. Disusul oleh rilis Statistik Utang Luar Negeri. 

Sementara Badan Pusat Statistik akan mengumumkan kinerja perdagangan RI pada Oktober pekan ini juga. Data-data itu akan menjadi bekal terakhir Bank Indonesia yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada pekan berikutnya.

(rui)

No more pages