Perusahaan-perusahaan yang telah menarik kembali beberapa operasi di China tahun ini ialah produsen mobil Nissan Motor Co dan Volkswagen AG, bersama dengan perusahaan lain seperti Konica Minolta Inc.
Nippon Steel Corp mengatakan pada Juli bahwa mereka keluar dari usaha patungan di China, sedangkan International Business Machines Corp akan menutup tim riset perangkat keras di negara tersebut, keputusan yang berdampak pada sekitar 1.000 karyawan.
Prospek perang dagang yang meluas dan memburuknya hubungan AS dengan Beijing selama masa jabatan kedua Presiden terpilih Donald Trump bisa semakin membebani investasi. "Ketegangan geopolitik" adalah kekhawatiran utama bagi anggota Kamar Dagang AS di Shanghai, menurut ketua kelompok tersebut, Allan Gabor.
"Hal ini menyulitkan untuk merencanakan investasi besar, tetapi sebaliknya, kami melihat banyak anggota melakukan investasi kecil dan menengah," kata Gabor dalam wawancara dengan Bloomberg TV minggu lalu dalam Pameran Impor Internasional China. “Ini adalah lingkungan investasi yang jauh lebih baik.”
Meski begitu, upaya pemerintah pada akhir September untuk menstimulasi ekonomi telah menguntungkan satu kelompok investor asing, dengan nilai saham yang dimiliki oleh pihak asing melonjak lebih dari 26% dari Agustus, menurut data terpisah dari bank sentral.
Indeks saham acuan China naik hampir 21% pada September setelah dimulainya upaya stimulus yang terkoordinasi, meskipun sejak itu indeks ini telah kehilangan sebagian dari keuntungannya.
Sebaliknya, investasi keluar dari China telah meningkat tajam. Pada kuartal ketiga, perusahaan China meningkatkan aset luar negeri mereka sekitar US$34 miliar, menurut data awal dari SAFE. Hal ini membuat arus keluar sepanjang tahun ini menjadi US$143 miliar, total tertinggi ketiga yang tercatat untuk periode tersebut.
Perusahaan-perusahaan China seperti BYD Co telah dengan cepat meningkatkan jejak mereka di luar negeri untuk mengamankan bahan baku dan membangun kapasitas produksi di pasar-pasar luar negeri.
Tren tersebut kemungkinan akan terus berlanjut dan meluas karena semakin banyak negara yang mengenakan tarif pada beberapa ekspor China seperti baja dan AS mengancam akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi pada semua barang China.
(bbn)