“Hasil baja sudah mencapai peringkat 3 ekspor unggulan Indonesia setelah batu bara dan minyak sawit. Pelaku industri baja adalah pahlawannya,” ucap dia.
Zulhas menegaskan, pemerintah Indonesia akan terus mendukung pelaku bisnis menerapkan hilirisasi industri. Hal ini penting guna menciptakan nilai tambah dan mampu bersaing di pasar global.
Upaya hilirisasi di sektor besi dan baja telah sejalan dengan visi untuk menjadikan Indonesia negara maju tahun 2045. Oleh karena itu, upaya-upaya hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah perlu menjadi prioritas pemerintah.
Kemendag akan selalu mengupayakan pembukaan pasar baru ke pasar-pasar nontradisional. Selain itu, Kemendag terus berupaya membuka akses pasar melalui kesepakatan dagang, baik melalui persetujuan perdagangan bebas (FTA), preferential trade agreement atau persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) sebagai jalan tol bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menambahkan ekspor kali ini menambah devisa negara Rp325 miliar yang dikontribusikan oleh perseroan. “Dengan adanya penambahan kapasitas sehingga total produksi mencapai 5,6 uta ton/tahun, kami terus membuka peluang untuk kebutuhan domestik maupun sebesar 30%untuk pasar ekspor, terutama wilayah Eropa yang memang kualitas produk baja Krakatau Steel sudah diakui di sana,” ucap Purwono.
(wep)