Adapun saham barang baku yang melaju pesat adalah, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terbang 13%, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melesat dengan kenaikan 8,58%. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang menguat 5,62%.
Senada dengan saham teknologi, saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melesat 20%, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) terangkat 5,08% dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menguat 4,89% yang juga turut mendukung penguatan IHSG
Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru ditutup di zona merah, dengan mencatatkan penurunan 2,85 poin atau melemah 0,32% ke posisi 884,14.
Walau terjadi kontraksi, masih ada saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melesat 4,96% ke posisi Rp1.375/saham, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menguat 3,45% ke posisi Rp9.000/saham. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) meninggi 3,28% ke posisi Rp63/saham.
Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan sore hari. Indeks Strait Times Singapore melesat 1,39%, indeks Nikkei 225 menguat 0,30%, Indeks Shanghai Composite drop 1,07%, indeks Hang Seng Hong Kong tertekan 0,53%, dan indeks Kospi melemah 0,14%. Sementara itu, Dow Jones Index Future merah 0,01%.
Bulan Oktober, APBN 2024 Defisit
Pada Jumat siang, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan posisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 per Oktober. Hasilnya, APBN membukukan defisit, tetapi keseimbangan primer masih surplus.
Sri Mulyani mengungkapkan total penerimaan negara selama Januari sampai dengan Oktober mencapai Rp 2.247,5 triliun. Angka ini setara dengan 80,2% dari target.
“Ada kenaikan 0,3% dibandingkan periode yang sama 2023,” papar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Oktober, di Jakarta.
Kemudian total belanja negara sepanjang 10 bulan pertama 2024 adalah Rp 2.556,7 triliun. Ini sama dengan 76,9% dari target.
“Kalau dilihat pertumbuhannya, belanja negara ini sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tumbuh 14,1% yoy. Namun ini memberikan dampak perekonomian yang cukup baik,” terangnya.
Dengan demikian, defisit anggaran per Oktober berada di angka Rp 309,2 triliun. Ekuivalen dengan 1,37% terhadap Produk Domestik Bruto. Masih di bawah perkiraan untuk APBN 2024 yaitu 2,29% PDB.
“Sedangkan dari sisi keseimbangan primer, kita masih surplus Rp 97,1 triliun,” ujar Sri Mulyani.
Keseimbangan primer yang surplus menandakan utang lama tidak perlu dibayar dengan penarikan utang baru. Tidak ada gali lubang-tutup lubang.
(fad)