Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan posisi APBN saat ini membukukan defisit, tetapi keseimbangan primer masih surplus.
Bendahara Negara melaporkan total penerimaan negara selama Januari-Oktober adalah Rp 2.247,5 triliun. Angka ini setara dengan 80,2% dari target.
"Ada kenaikan 0,3% dibandingkan periode yang sama 2023," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta.
Dengan demikian, defisit anggaran per akhir Oktober berada di Rp 309,2 triliun. Ekuivalen dengan 1,37% terhadap PDB. Masih di bawah perkiraan untuk APBN 2024 yaitu 2,29% PDB.
"Sedangkan dari sisi keseimbangan primer, kita masih surplus Rp 97,1 triliun," ujar Sri Mulyani.
Keseimbangan primer yang surplus menandakan utang lama tidak perlu dibayar dengan penarikan utang baru. Tidak ada gali lubang-tutup lubang.
(lav)