Logo Bloomberg Technoz

“Bisa saja kita nanti bisa dengan strategic investor untuk mendapatkan tambahan modal, juga pinjaman-pinjaman murah yang pro kepada ramah lingkungan, sangat banyak. [Ada pula] Sumber-sumber filantropis yang bisa kita dapatkan untuk menjadi sumber tambahan modal bagi pengembangan Geo Dipa,” ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi PT Geo Dipa Energi (GDE) Ilen Kardani menambahkan bahwa hampir setiap bulan PT GDE menerima tawaran kerja sama untuk pengembangan energi panas bumi atau geothermal . Bahkan ia mengklaim sudah ada lebih dari 10  investor yang berminat.

“Kebetulan untuk yang investor itu, banyak sekali peminat-peminat yang sudah ingin investasi di Geo Dipa. Mengapa? Dunia sekarang didorong sedang ke arah green energy, yang dulunya bergelut di fossil energy, mulai memiliki keinginan untuk beralih atau transisi ke green energy,” cerita Ilen.

“Makanya, Geo Dipa menerima banyak sekali tawaran untuk investasi sebetulnya, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.”

Ilen menegaskan bahwa pihaknya sebetulnya tidak kekurangan investor karena  PT GDE memiliki daya saing dan nilai jual yang bagus di mata internasional untuk mengurangi emisi karbon.

“Untungnya kita sudah berada zona green energy, yang lain masih di sini [pengembangan energi fossil], sehingga kita menjadi tujuan investasi untuk green energy. Karena nanti ke depan, kalau Indonesia memberlakukan carbon tax, green energy akan menjadi lebih bergairah sekali,” tandasnya.

PLTP Patuha di Ciwidey, Jabar milik PT Geo Dipa Energi. (Bloomberg Technoz/Rosma Ilman)

Diketahui, PT GDE mengelola dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Patuha di Ciwidey, Jawa Barat dan di Dieng, Jawa Tengah.

Menurut Ilen, dalam pengembangan geothermal di Dieng, PT GDE tengah menyaring investasi yang masuk untuk mendapatkan komitmen pendanaannya. Bahkan, lanjutnya, PLTP Patuha Unit II di Ciwidey sudah mendapat dana US$10 juta. Padahal pembangunannya belum selesai.

“Salah satu contoh, PLTP Patuha unit II belum selesai dibuat, tapi sudah ada yang memberikan grant sebesar US$10 juta untuk membeli carbon credit-nya. Belum jadi pun sudah ada yang ngasih US$10 juta,” pungkas dia.

(wep)

No more pages