“Saya pikir Pak Djoko sebagai mantan dari SKK Migas ya, pernah jadi deputi, kemudian juga dirjen di [Ditjen] Migas, jadi saya pikir beliau oke lah.”
Bahlil sebelumnya juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penataan terhadap Sumur Idle dan Optimalisasi Lifting. Menurut Bahlil, salah satu tugas Satgas itu adalah menata sumur-sumur minyak Indonesia yang menganggur alias idle well.
Bahlil mengatakan satgas tersebut sudah melakukan pemetaan terhadap lokasi dari sumur minyak idle di Indonesia yang jumlahnya berkisar antara 4.500 hingga 5.000 sumur.
Realisasi lifting minyak berada pada level 576.000 barel per hari (bph) pada semester I-2024.
Di sisi lain, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menetapkan target lifting minyak pada tahun pertama pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebesar 605.000 bph.
Target lifting minyak tersebut mengalami penurunan dan merupakan yang terendah sejak 2020. Target lifting minyak memang terus mengalami penurunan sejak mencapai 755.000 BOPD pada APBN 2020.
Adapun, Djoko Siswanto resmi dilantik menjadi Kepala SKK Migas semalam, menggantikan Dwi Soetjipto.
“Pelantikan pada malam hari ini di luar kelaziman yang ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM], saya baru cek kapan terakhir pelantikan malam hari, ternyata menurut Sekretariat Jenderal baru kali ini,” ujar Bahlil dalam agenda Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Jabatan Kepala SKK Migas di kantornya.
Menurut Bahlil, pelantikan harus dilakukan dengan cepat karena besok dirinya sudah harus mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan kunjungan kerja ke China.
Sekadar catatan, jabatan terakhir Djoko adalah Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) sejak 2019. Dia juga sempat menjabat Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM pada 2019—2020 dan merupakan Komisaris PT Elnusa pada 2019.
Dilansir melalui situs resmi PLN Indonesia Power, Djoko merupakan Komisaris PT PLN Indonesia Power.
Djoko menempuh pendidikan Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung, dilanjutkan dengan MBA Specialist Oil & Gas Management Dundee University dan meraih gelar Doktor Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
(wdh)