Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan tetap bisa memproduksi emas pada pekan ke-2 Desember 2024 melalui fasilitas pemurnian lumpur anoda atau precious metal refinery (PMR), meskipun sempat ada kebakaran pada salah satu fasilitas di smelter katoda tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Jawa Timur.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan fasilitas PMR—yang terintegrasi dengan smelter katoda tembaga di JIIPE — tetap bisa memurnikan lumpur anoda dari smelter katoda tembaga PT Smelting yang juga berada di Gresik, Jawa Timur.

Sekadar catatan, proses pemurnian berawal dari konsentrat tembaga diproses di smelter menjadi katoda tembaga dan lumpur anoda. Lumpur anoda diproses di PMR untuk dimurnikan menjadi emas, perak dan beberapa logam lainnya.

"Sekarang ini walaupun smelter kami sedang down akibat kebakaran, masih dilakukan evaluasi dan investigasi, tetapi lumpur anoda dari PT Smelting sudah bisa dimurnikan. Jadi mungkin dalam minggu ke-2 itu sudah mulai bisa produksi emas batangan, gold bar," ujar Tony di sela agenda Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Emas PT Freeport Indonesia dan PT ANTAM Tbk, dikutip Jumat (8/11/2024). 

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tony mengestimasikan produksi emas fasilitas PMR hingga akhir tahun adalah 0,5 ton dan bakal meningkat menjadi 4,75 ton pada kuartal I-2025.

Adapun, fasilitas PMR milik Freeport Indonesia memiliki kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta platinum group metals yaitu 30 kg platinum dan 375 kg paladium.

Dengan demikian, Tony memastikan semua lumpur anoda yang dihasilkan bakal dimurnikan di fasilitas PMR. 

"Tidak [diekspor], semua akan dimurnikan di PMR, itu kira-kira sekitar 3.000 ton lumpur anoda per tahunnya," ujarnya. 

Sekadar catatan, kebakaran terjadi di fasilitas pemisahan gas bersih atau gas cleaning plant di smelter katoda tembaga milik Freeport Indonesia di JIIPE pada Senin (14/10/2024).

Dalam kesempatan tersebut Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam Nico Canter juga menandatangani perjanjian jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%. 

Dalam perjanjian bisnis ini, Antam akan membeli sebanyak 30 ton emas dengan kemurnian 99.99% dari Freeport Indonesia. Bahan baku emas dari Freeport Indonesia kemudian akan diolah ANTAM di pabrik pengolahan dan pemurnian logam mulia untuk menjadi produk logam mulia ANTAM.

"[Sebanyak] 30 ton diserap Antam, kalau Antam butuh lebih, kami juga siap lebih dari 30 ton, dan kontraknya tahap ini lima tahun. Kalau dihitung dari jumlahnya, nilainya sekitar US$12,5 miliar, tergantung nilai harga emas, atau Rp200 triliun," ujarnya. 

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan selama ini Antam harus melakukan impor bahan baku emas berupa ingot dengan jumlah ratusan triliun, sebelum Freeport Indonesia memiliki smelter katoda tembaga di Manyar dan fasilitas PMR.

"Antam biasanya mengimpor bahan baku emas berupa ingot dalam jumlah yang fenomenal, angka ratusan triliun. Namun insyallah ke depan dengan penandatanganan sinergi ini, Indonesia akan hemat devisa karena tidak lagi importasi bahan baku," ujarnya.

(dov/wdh)

No more pages