Logo Bloomberg Technoz

Rencana belanja raksasa teknologi ini adalah hal yang dicari oleh para pencari kenaikan harga untuk menjaga reli saham Nvidia tetap berjalan. 

Saham Nvidia naik hampir 209% tahun ini. Bahkan perusahaan yang dipimpin Jensen Huang ini kembali naik 4,1% hingga mencapai rekor pada hari Rabu waktu AS di tengah kenaikan pasar saham secara luas pasca kemenangan Donald Trump di pilpres AS 

Produsen cip khusus teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ini mengambil alih posisi Apple Inc minggu ini dan kembali menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.

Tembus harga saham nvidia.

Pendapatan perusahaan yang berbasis di Santa Clara, California, ini  juga memberikan gambaran yang cerah menjelang laporan keuangan Nvidia, yang dijadwalkan pada 20 November.

Saham Nvidia merosot hampir US$900 miliar dalam nilai pasar dari puncaknya pada Juni ke level terendah di bulan Agustus saat pertanyaan tentang laba atas investasi di bidang AI dan penundaan untuk chip Blackwell yang baru.

Sejak itu, saham Nvidia telah pulih kembali, dibantu oleh jaminan dari Jensen Huang sebagai CEO bahwa produksi Blackwell sudah sesuai rencana. Bukti terbaru dari pengeluaran AI yang kuat telah meredakan kekhawatiran.

Analis Wall Street sangat positif terhadap Nvidia, dengan 67 dari 75 analis yang dilacak oleh Bloomberg memberi peringkat beli pada saham tersebut. 

Analis juga terus meningkatkan estimasi, dengan perkiraan laba untuk tahun depan naik sekitar 10% selama tiga bulan terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Hal ini membantu meredam valuasi Nvidia, yang sekarang sekitar 39 kali laba ke depan, turun dari puncaknya tahun lalu yang mencapai lebih dari 60 kali.

Analis William Blair, Sebastien Naji dan Jason Ader, termasuk di antara yang telah meningkatkan estimasi fiskal 2026, dengan menulis dalam sebuah catatan baru-baru ini bahwa “kepercayaan diri kami terhadap kemampuan Nvidia mempertahankan posisi terdepan di pasar dalam hal infrastruktur AI semakin diperkuat.” Tampaknya “kecepatan penuh ke depan” untuk AI, kata mereka.

UBS Wealth Management memperkirakan bahwa pengeluaran tahunan oleh perusahaan teknologi besar untuk AI akan meningkat 50% tahun ini, menjadi US$222 miliar, dan kemudian meningkat 20% lagi pada tahun 2025.

“Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Meta menyumbang hampir setengah dari semua pengeluaran AI, dan neraca keuangan mereka yang kuat serta kesediaan untuk berinvestasi kemungkinan akan terus mendukung pertumbuhan yang kuat dalam pengeluaran AI,” kata Solita Marcelli, kepala investasi Amerika di UBS Global Wealth Management.

Investor harus “memanfaatkan volatilitas jangka pendek untuk membangun eksposur yang cukup terhadap saham-saham AI yang berkualitas,” ujarnya.

(bbn)

No more pages