Beberapa hari setelah Prabowo menjabat, Indonesia memulai proses untuk bergabung dengan kelompok BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Prabowo, yang saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan telah bertemu dengan pemimpin asing termasuk Vladimir Putin dari Rusia, terus menegaskan kebijakan luar negeri Indonesia yang non-blok dengan membangun hubungan ekonomi dengan semua negara selama itu menguntungkan bagi Indonesia.
Prabowo akan berada di Beijing hingga Minggu (10/11/2024) sebelum melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden dan, kemungkinan, Donald Trump.
“Jadwal kunjungan ke AS mencakup pertemuan dengan presiden yang sedang menjabat, tapi kita akan lihat bagaimana perkembangan selanjutnya,” kata Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi dalam sebuah pernyataan pada Rabu (06/11/2024) sebelum kemenangan Trump dalam pemilu 5 November. “Mungkin akan ada kesempatan untuk bertemu dengan pemenang pemilu AS.”
Kembalinya Trump ke Gedung Putih membuat para pemimpin dunia menilai bagaimana kebijakan-kebijakannya akan mempengaruhi perekonomian mereka. Lonjakan dolar setelah pemilihan Trump mengguncang pasar keuangan, dan Indonesia termasuk negara yang menyatakan kemungkinan akan mengambil langkah untuk menstabilkan mata uang.
Indonesia bisa jadi justru diuntungkan jika Trump menepati janji untuk meningkatkan tarif barang-barang China, menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia, yang mengatakan perusahaan-perusahaan mungkin akan memindahkan produksinya ke Indonesia.
Namun, perjalanan Prabowo ini juga berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan terkait Laut China Selatan, di mana kapal penjaga pantai China baru-baru ini berulang kali memasuki perairan kaya gas di sekitar Kepulauan Natuna yang diklaim Indonesia sebagai bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
Strategi "bersahabat dengan semua pihak" Prabowo juga mungkin akan diuji di AS, jika pemerintahan Trump mendesak Indonesia untuk mengambil posisi yang lebih jelas mengenai ambisi regional Beijing.
Tantangan lainnya adalah larangan baru Indonesia terhadap iPhone yang diproduksi oleh Apple Inc dan perangkat Pixel dari Alphabet Inc milik Google, yang menurut pemerintah gagal memenuhi persyaratan konten domestik. Sebagai tanggapan, Apple menawarkan untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.
(bbn)