Syailendra menjabarkan, perseroan mengalami penurunan produksi gas di Kangean. Kontrak jual beli gas di aset itu juga dalam proses pembaruan dengan para pembeli. Usai kontrak baru rampung harapannya produksi gas dapat meningkat bertahap.
Produksi gas di Sengkak juga berhenti. Saat ini perseroan menunggu penyelesaian perpanjangan dan pembaruan kontrak jual beli gas dengan pembeli di Sulawesi.
Lebih lanjut perseroan menerangkan, pendapatan dalam negeri hasil penjualan dalam negeri turun dari US$103,58 juta menjadi US$84,29 juta. Pelanggan ENRG diantaranya; PT Kilang Pertamina Internasional US$26,79 juta, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) US$7,43 juta, PT Petrokimia Gresik (Persero) US$10,78 juta , PT PLN Nusantara Power US$10,84 juta dan PT Pertamina (Persero) sebesar US$103 juta.
Untuk penjualan ke pasar luar negeri naik 92% menjadi US$28,32 juta, dengan tujuan Lukoil Asia Pacific Pte Ltd.
Hingga 31 Maret 2023 total liabilitas ENRG turun 2% menjadi US$668,22 juta, dengan total ekuitas sebesar US$532,21 juta, atau naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk total aset ENRG hingga kuartal I-2023 mengalami peningkatan 1% menjadi US$1,20 juta.
Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, saham ENRG mengalami koreksi 4 poin (1,77%) ke posisi Rp222/saham.
(wep)