"Kita tidak bicara spesifik aset, kita akan menyiapkan list [daftar] daripada aset-aset itu karena pada dasarnya kan pembangunan rumah itu juga bergantung dari minat masyarakat terhadap daerah tersebut," ungkapnya.
Dirjen Kekayaan Negara ini hanya memastikan bahwa pihaknya sudah mengantongi daftar lokasi aset obligor sitaan BLBI tersebut.
“Aku punya list [daftar] di beberapa daerah ya. Nanti kita lihat saja [Kementerian PKP] milihnya di mana saja gitu. Intinya kita sangat mendukung biar ada pemanfaatan yang segera,” ujar Rionald.
Sebelumnya, Menteri Ara mengungkapkan sumber-sumber lahan yang akan digunakan untuk meembangun 3 juta rumah, salah satunya berasal dari aset sitaan koruptor hingga bekas obligor BLBI.
Ara menyebut bahwa ada 1.000 hektare (ha) tanah dari sitaan kasus korupsi di kawasan Banten yang telah diberikan Kejaksaan Agung kepada Kementerian PKP.
Selanjutnya ada lahan seluas 151 ha di Mojokerto dan 6,7 ha di Tangerang dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid. Juga dari Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari, tanah seluas 1,4 ha di Palangkaraya.
Ara juga menjelaskan akan berkolaborasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memanfaatkan tanah-takan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai lahan pembangunan 3 juta rumah.
Demikian juga lahan atau tanah milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memungkinkan untuk dibangun perumahan, khususnya perumahan untuk prajurit.
Ara sendiri mengklaim bakal menyumbangkan lahan miliknya seluas 2,5 ha di Tangerang untuk mendukung program 3 juta rumah tersebut.
“Saya berikan 2,5 ha tanah saya di Tangerang [..] tanahnya milik perusahaan kami, nanti yang bangun perusahaan lain, Agung Sedayu [bangun] sama isinya,” ujar Ara di sela agenda Diskusi Program 3 Juta Rumah di kantornya, Senin (28/10/2024).
Ara menambahkan bahwa proyek garapan itu bakal diberikan secara gratis alias cuma-cuma untuk masyarakat.
“Buat siapa? Ya buat rakyat mau disewakan atau dijual tidak, mau dikasih saja. Iya [gratis], itu contoh satu,” kata dia.
(ain)