Pakistan Kerek Bunga Acuan ke 17%, Tertinggi dalam 24 Tahun
Ruisa Khoiriyah
24 January 2023 14:53
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakistan menaikkan bunga acuan ke level tertinggi selama 24 tahun terakhir ke posisi 17%, menyusul situasi inflasi yang semakin menyudutkan negara di Asia Selatan itu. State Bank of Pakistan, bank sentral Pakistan, melihat, faktor inflasi yang masih tinggi ditambah kelangkaan suplai, lalu tergerusnya cadangan devisa serta terhentinya pembiayaan dari luar negeri, menjadi alasan yang lebih dari cukup bagi bank sentral untuk mengerek bunga acuan.
Dalam konferensi pers yang dilangsungkan setelah rapat bank sentral, Senin (23/1/2023), State Bank of Pakistan, menaikan bunga acuan dari posisi 16% menjadi 17%. Ini sesuai prediksi 25 dari 42 ekonom yang dihubungi oleh Bloomberg.
“Tekanan inflasi tetap membandel dan atas dasar itu kenaikan bunga tak terhindarkan agar inflasi terkendali,” kata Gubernur bank sentral Pakistan Jameel Ahmad.
Pertumbuhan ekonomi Pakistan tahun ini yang diharapkan bisa mencapai 2% oleh pemerintah, kemungkinan besar akan sulit tercapai, menurut otoritas moneter tersebut. Negara tetangga India itu berada dalam situasi pelik setelah bencana banjir besar yang terjadi tahun lalu telah meningkatkan gejolak politik dan memicu krisis keuangan. Dengan nilai cadangan devisa di posisi terendah sembilan tahun terakhir, ditambah lagi pendanaan dari IMF yang masih ditahan, Pakistan terpaksa membatasi pembayaran impor.
Sisi baiknya, Pakistan mengharapkan kemajuan pembicaraan dengan IMF segera sehingga aliran dolar AS bisa masuk secepatnya, demikian jelas Ahmad. Hal serupa sempat diungkapkan oleh Ahmad pekan lalu tentang dana yang masuk dari Timur Tengah. Pejabat Pakistan lainnya juga sempat mengungkapkan hal yang sama tentang rencana masuknya dana asing, namun sampai saat ini uangnya belum juga terealisasi.