Airlangga mencontohkan bahwa DKI Jakarta merupakan wilayah yang memiliki ketimpangan cukup tinggi. Provinsi ini tercatat memiliki PDRB pada 2023 sebesar US$21,172 per kapita dengan tingkat kemiskinan 4,3% dan rasio gini 0,42.
“Artinya ini seperti Jakarta, antara kaya dan miskinnya gapnya terlalu jauh,” ucap Airlangga.
Selain itu, masih terdapat daerah dengan kemiskinannya tinggi namun rasio gininya rendah, seperti yang dialami oleh Sulawesi Tengah. Wilayah ini tercatat PDRB pada 2023 sebesar US$7,381 dengan tingkat kemiskinan 11,77% dan rasio gini 0,30.
“Tetapi yang harus kita tinggal, kita jauhi adalah kemiskinan tinggi, rasio gini tinggi,” tutur Airlangga.
Berdasarkan bahan paparan yang ditampilkan, terdapat 9 wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi dan rasio gini yang tinggi. Antara lain; Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Sulawesi Tenggara, Papua Selatan, Papua Barat Daya, Gorontalo, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Nah mungkin dengan indikator ini Pak Menteri Bappenas, kita bisa bekerja bersama-sama dengan Pak Mendagri untuk memacu pertumbuhan di daerah dan kita juga bisa memberikan insentif kepada daerah agar masing-masing punya industri ataupun sektor unggulan untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.
(azr/lav)