Pada pos biaya dan beban terjadi kenaikan 3% pada beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi menjadi Rp9,17 triliun. Pun demikian dengan beban karyawan yang naik 6% menjadi Rp3,7 triliun.
Beban bertambah akibat kerugian selisih kurs Rp107 miliar, berbalik dari periode sebelum yang menghasilkan laba kurs Rp45 miliar. Namun TLKM memiliki saldo Rp430 miliar atas keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi. Pada pos ini tahun lalu mengalami kerugian saldo Rp893 miliar.
Laba usaha BUMN telekomunikasi ini tercatat Rp11,43 triliun, atau naik 7% dari periode sebelumnya. Dengan beban biaya pendanaan Rp1,07 triliun dan penghasilkan pendanaan Rp239 miliar serta untung investasi jangka panjang pada entitas asosiasi Rp2 miliar, membuat laba sebelum pajak TLKM mencapai Rp10,59 triliun.
Laba sebelum pajak bertumbuh 7% dibanding periode sebelumnya. Posisi laba periode berjalan mencapai Rp8,44 triliun, atau naik 8% dari kuartal I tahun lalu. Laba per saham per 31 Maret 2023 tercatat Rp64,85, lebih tinggi dari sebelummya Rp61,76.
Sepanjang kuartal I-2023 total aset mengalami kenaikan 1% menjadi Rp278,47 triliun. Kenaikan Rp3,28 triliun ini ditopang oleh angka ekuitas yang meninggi akibat penambahan ekuitas induk sebanyak Rp6,35 triliun menjadi Rp135,6 triliun.
Total ekuitas TLKM tercatat Rp157,64 triliun, naik 6% dari periode sebelumnnya. Sementara liabilitas mengalami penurunan 4% menjadi Rp120,83 triliun.
Saham TLKM pada hari terakhir perdagangan sebelum libur pekan ini berada pada Rp4.250/lembar. Saham perseroan turun 70 poin (1,62%) dibandingkan harga penutupan sehari sebelumnya. TLKM ditransaksikan sebanuyak 112 juta saham senilai Rp476,88 miliar.
Selama sepekan saham TLKM relatif tertekan 5% dari posisi sebelumnya Rp4.480/saham.
(wep)