Logo Bloomberg Technoz

Huayou, HSBC, dan Standard Chartered tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Penggalangan dana tersebut dilakukan saat harga nikel acuan diperdagangkan mendekati level terendah dalam empat tahun di tengah melemahnya permintaan dari pasar baja tahan karat dan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di sektor EV.

Smelter Pomalaa akan menggunakan teknologi ‘pelindian asam bertekanan tinggi’, atau HPAL, untuk membuat bahan kimia nikel yang dikenal sebagai endapan hidroksida campuran, dari bijih bermutu rendah.

Proyek ini diharapkan memiliki produksi nikel tahunan sebesar 120.000 ton, yang akan menjadikannya salah satu proyek HPAL terbesar di negara Asia Tenggara tersebut.

Total jumlah investasi untuk proyek tersebut akan mencapai sekitar US$3,8 miliar, kata Huayou dalam pengajuannya Desember tahun lalu.

Huayou memiliki saham sebesar 73,2%, sementara Vale memiliki 18,3%, dan Ford memiliki kepemilikan awal sebesar 8,5% dengan opsi untuk menaikkannya menjadi 17% dalam jangka waktu yang disepakati.

Huayou mengatakan tahun lalu pembangunan pabrik Pomalaa akan memakan waktu sekitar tiga tahun. Perusahaan tersebut belum memberikan jadwal terbaru tetapi mengatakan awal tahun ini pekerjaan pendahuluan telah dilakukan pada proyek tersebut.

(bbn)

No more pages