Logo Bloomberg Technoz

Kepemilikan asing di SBN bertambah bulan lalu, yakni dari sebesar Rp870,6 triliun menjadi Rp885,6 triliun.

Begitu juga kepemilikan asing di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang selama Oktober bertambah sekitar Rp8 triliun jadi Rp262,17 triliun. Sedangkan di pasar saham, asing masih membukukan posisi net sell bulan lalu senilai Rp340 miliar.

Yang pasti, kenaikan posisi cadangan devisa di level rekor memperkuat pertahanan rupiah dalam menghadapi efek 'Trump Trade' yang telah melambungkan nilai dolar AS di seluruh dunia.

Meski tekanan ke rupiah hari ini sudah mulai mereda seiring kepastian hasil Pemilu AS dan penantian akan hasil FOMC The Fed yang akan diumumkan Jumat dini hari nanti, volatilitas masih akan tajam dalam jangka pendek.

Trump Trade melambungkan dolar AS dan melibas mata uang lawannya, termasuk rupiah (Bloomberg)

Pasar berharap bisa mendapatkan optimisme dari hasil FOMC dini hari nanti. Gubernur The Fed Jerome Powell perlu meyakinkan para investor global bahwa The Fed bisa mengelola dampak keterpilihan Trump, disertai kemenangan besar Partai Republik di Kongres dan Senat, terhadap arah kebijakan moneter ke depan.

Sebagai catatan, Trump bahkan pernah menyinggung peran The Fed dan mengklaim bahwa ia memiliki hak suara untuk menentukan suku bunga sendiri.

Bagi Bank Indonesia, rekor kenaikan cadangan devisa juga tidak otomatis memberikan keberanian memangkas bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur yang dijadwalkan pekan depan.

BI menyatakan akan merespon secara hati-hati dampak dari hasil Pemilu AS ke pasar domestik dan stabilitas nilai tukar.

"Kami melihat dolar AS akan tetap kuat, yield US Treasury dan bunga acuan akan tetap tinggi dan perang dagang akan berlanjut. Dinamika itu akan berpengaruh pada semua negara khususnya pasar negara berkembang dan Indonesia dalam hal tekanan pada nilai tukar, arus modal asing dan ketidakpastian pasar keuangan. Ini adalah hal-hal yang perlu kami respon secara hati-hati," kata Perry di hadapan DPR-RI pada Rabu siang kemarin.

Potensi Rebound

Apabila hasil FOMC dini hari nanti, Powell bisa meyakinkan pasar akan trayektori kebijakan bunga acuan akan berlanjut, maka prospek ke depan bisa lebih cerah.

Peluang pemangkasan bunga acuan domestik akan lebih leluasa pada tahun depan dengan asumsi dana asing dapat kembali masuk ke pasar emerging market.

Terlebih bila berkaca pada data historis di mana rupiah biasanya cenderung menguat pada akhir tahun dalam lima tahun terakhir, seiring dengan langkah window dressing para pengelola dana global yang bisa berdampak positif bagi arus masuk modal ke dalam negeri.

Capres AS Donald Trump tiba untuk penutupan kampanyenya di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, AS, Selasa (5/11/2024). (Sarah Rice/Bloomberg)

Bila dikaitkan dengan faktor Trump, melihat data pada saat Trump terpilih pertama kali pada November 2016 silam, rupiah kala itu memang langsung terbenam yakni dari Rp13.084/US$ ke level Rp13.573/US$ atau melemah 3,7% dalam 20 hari saja. Namun, begitu Trump dilantik pada Januari 2017, rupiah berangsur menguat ke level Rp13.351/US$ pada bulan itu.

"Posisi suku bunga saat ini sudah terlalu bearish, dengan adanya peluang pembelian taktis bagi investor karena imbal hasil global akan turun mulai saat ini. Data CFTC menunjukkan gabungan posisi net-short pada obligasi AS mencapai rekor tertinggi sebesar 5 juta kontrak pada akhir bulan Oktober, sehingga rentan untuk short-covering," kata Satria Sambijantoro, Head of Research Bahana Sekuritas dalam catatannya, Kamis siang.  
 
Trump sudah dikenal sangat menentang dedolarisasi, sehingga ada kemungkinan ia akan mulai meminta mitra dagang AS untuk mulai membeli obligasi pemerintahnya, "Mungkin menggunakan tarif sebagai alat tawar-menawar," kata Satria.

Trump tentu menginginkan suku bunga lebih rendah agar beban fiskal tidak makin berat, sehingga masuk akal baginya untuk mempengaruhi imbal hasil pasar sekunder dengan mempolitisasi The Fed memperluas pembeli utang AS.
  
"Bagi Trump, salah satu cara untuk membendung aksi jual UST [surat utang AS] adalah dengan melemahkan dolar, karena bank sentral Asia telah menjual UST sebagai cara untuk mengakses dolar yang diperlukan untuk intervensi valuta asing. Dalam tiga tahun terakhir, kepemilikan bersih UST di Jepang dan Tiongkok masing-masing turun sebesar US$ 171 miliar dan US$ 265 miliar," kata Satria.

Bila dugaan itu terjadi, rebound di pasar emerging market, termasuk Indonesia, bisa diharapkan terjadi.

Pada perdagangan Kamis, rupiah spot ditutup menguat di level 15.735/US$, naik nilainya 0,6%, kenaikan tertinggi harian sejak September lalu dan menjadi mata uang dengan penguatan terbanyak di Asia sejak pagi tadi. 

Rupiah terungkit arus beli yang mulai ramai lagi di pasar surat utang. Data Bloomberg sampai tengah hari ini menunjukkan, yield SBN mayoritas bergerak lebih rendah terutama tenor di bawah 10 tahun. INDOGB-1Y turun 2,6 bps jadi 6,37%. Lalu, tenor 5Y juga turun 1,4 bps.

Sementara di pasar saham, IHSG masih terseret turun ke 7.277, ambles 1,44% setelah kemarin juga 'rontok' sebesar itu tertekan arus jual modal asing.

(rui/aji)

No more pages