Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta  Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengatakan risiko pelemahan rupiah, yang terjadi imbas kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024, bisa dijadikan momentum untuk ekspor produk furnitur Indonesia. 

Ketua HIMKI Abdul Sobur mengatakan hal ini terjadi karena pelemahan rupiah tersebut menyebabkan harga produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional, termasuk AS. Dengan demikian, industri mebel dan kerajinan dapat meningkatkan ekspor melalui situasi pelemahan rupiah ini.

"[Bisa] dimanfaatkan dengan meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan branding yang kuat untuk mengakses pasar yang lebih luas, salah satunya dengan memulai pameran ke AS," ujar Abdul kepada Bloomberg Technoz, Kamis (7/11/2024).

Abdul menggarisbawahi AS merupakan pangsa ekspor yang besar bagi Indonesia, yakni mencapai 52%, di mana saat ini tengah terjadi penurunan permintaan dalam dua tahun terakhir secara berturut-turut. 

Negara-negara eksportir mebel/furnitur terbesar di dunia./dok. HIMKI

Komponen Lokal

Selain itu, industri mebel dan kerajinan Indonesia secara relatif juga menggunakan pada bahan baku dalam negeri, di mana kadungan lokal masih sekitar 80%. Dengan demikian, pelemahan rupiah tidak memberikan dampak yang signifikan karena industri tersebut tidak bergantung pada impor.

Secara keseluruhan, Abdul menilai, terdapat peluang positif dari kondisi kemenangan Trump.

Namun, industri mebel dan kerajinan terutama yang tergabung di HIMKI perlu meresponsnya dengan langkah yang tepat, seperti tetap melakukan diversifikasi pasar ke pasar berkembang (emerging market) dan melakukan lobi perdagangan yang lebih intensif.

"Kebetulan Presiden [Prabowo Subianto] akan ke AS, ini langkah diplomatis yang bagus," ujarnya.

Selain itu, penguatan branding juga wajib dilakukan oleh industri, seperti melalui agenda Indonesia International Furniture Expo 2025 dan melakukan inovasi dari sisi material agar pengembangan bahan baku lokal terjadi dan tidak hanya betumpu pada kayu eksotis atau exotic wood dan rotan saja, tetapi juga bambu dan bahan lain yang mulai harus diperhatikan.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mewaspadai terjadinya penguatan dolar AS pada waktu mendatang, menyusul kembalinya tren suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang makin agresif.

Selain itu, ada pula potensi berlanjutnya perang dagang antara AS dan China. Menurut Perry, dinamika tersebut dapat berdampak ke seluruh negara, terutama pada pasar berkembang.

“Perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang berlanjut,” ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (6/11/2024).

Bagi RI, lanjut Perry, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS jika Trump resmi menjadi presiden AS.

Maka itu, BI telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi apabila hasil Pilpers AS 2024 dimenangkan oleh Trump, terutama memitigasi penguatan dolar AS yang bisa membuat aliran modal asing keluar sehingga melemahkan kurs rupiah.

-- Dengan asistensi Pramesti Regita Cindy

(dov/wdh)

No more pages