Waspada Rupiah Anjlok Efek Kemenangan Trump, Ini Strategi BI
Azura Yumna Ramadani Purnama
07 November 2024 09:58
Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk memitigasi dampak rambatan hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) terhadap ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump unggul atas pesaingnya dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam Pilpres AS 2024. Hingga Rabu (6/11/2024) malam waktu setempat, Trump berhasil meraih 295 electoral votes atau suara elektoral, melampaui perolehan suara Harris dengan 226 suara elektoral.
Menanggapi hal itu, Perry mewaspadai terjadinya penguatan dolar AS pada waktu mendatang, menyusul kembalinya tren suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve yang makin agresif. Selain itu, ada pula potensi berlanjutnya perang dagang. Menurut Perry, dinamika tersebut dapat berdampak ke seluruh negara, terutama pada pasar negara berkembang atau emerging market.
“Perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang berlanjut,” ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (6/11/2024).
Bagi RI, lanjut Perry, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS jika Trump resmi menjadi presiden AS. Maka itu, BI telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi apabila hasil Pilpers AS 2024 dimenangkan oleh Donald Trump, terutama memitigasi penguatan dolar AS yang bisa membuat aliran modal asing keluar sehingga melemahkan kurs rupiah.