Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Muliaman Darmansyah Hadad mengungkapkan, peluncuran Danantara bakal diundur hingga Presiden Prabowo Subianto kembali dari lawatan luar negeri.

Kepala Negara bakal berkunjung ke sejumlah negara selama 16 hari sepanjang November 2024. Dengan demikian, peresmiannya batal dilakukan pada hari ini, Kamis (7/11/2024).

"Belum jadi [diresmikan]. Iya, tunggu Presiden kembali, ya," kata Muliaman Hadad kepada wartawan di Istana Kepresidenan.

Di sisi lain, pihaknya masih melakukan persiapan sebaik mungkin sebelum peluncuran badan tersebut dilakukan. Peluncuran Danantara pun ditunda karena menunggu revisi peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden (perpres) selesai terlebih dahulu.

"Iya, persiapannya diusahakan sebaik mungkin. Sementara perubahan PP. Ada dua PP nanti saya cek ya, pada intinya ada perubahan PP dan perpres," tutur Muliaman.

Persiapan itu juga menjadi arahan Presiden Prabowo yang meminta Danantara untuk menyiapkan secara rapi sebelum diluncurkan. "Disiapkan agar semua rapi baru kemudian beliau launching," imbuhnya.

Danantara disebut-sebut akan mengintegrasi dan mengonsolidasi kekayaan negara dipisahkan sehingga mobilisasi dana dapat lebih optimal. Kekayaan negara yang dipisahkan merupakan kekayaan negara dalam bentuk investasi.

Dalam hal ini, pemerintah mengelola kekayaan negara melalui investasi jangka pendek dan jangka panjang. Adapun kekayaan negara yang tidak dipisahkan dikenal dengan aset negara, misalnya barang milik negara yang diperoleh dari APBN atau perolehan lain yang sah.

Sekilas, tugas pokok serta fungsi dari Danantara serupa dengan lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA).  Lembaga ini dibentuk pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan diresmikan Februari 2021.

Sebagai entitas bisnis, INA berperan menggalang dana investor untuk bersama diinvestasikan pada aset perusahaan yang optimal. Kepercayaan investor harus dikelola transparan dan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.

"[Nasib INA] Iya, ke depan semua dikonsolidasikan. Dikonsolidasikan nanti ke dalam Danantara. Sementara pakai PP," sebut Muliaman.

(mfd/dhf)

No more pages