Indeks dolar AS pagi ini masih perkasa di 105,19 setelah dibuka naik 0,06%.
Secara teknikal, rupiah terlihat berupaya menuju level resistance terdekat di Rp15.800/US$ di mana bila itu tertembus, rupiah potensial menuju Rp15.770-Rp15.750/US$.
Penguatan rupiah di awal transaksi menjadi titik cerah meski tekanan jual yang merugikan aset-aset emerging market masih belum berhenti sejak kemarin.
Pagi ini, IHSG dibuka lemah dan kini tergerus 0,91%. Begitu juga yield SBN masih terus melanjutkan kenaikan di mana tenor 5Y kini ada di 6,80% dan yield 10Y di 6,78%.
Kemungkinan ada arus modal asing masuk menyerbu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang bertenor pendek dengan tingkat bunga tinggi sedikit di atas 7%.
Bila arah pasar berbalik dan menekan rupiah, seiring dengan tekanan yang masih berlangsung di pasar saham dan surat utang, secara teknikal rupiah berpotensi terkoreksi menuju area Rp15.850 sampai dengan support Rp15.880/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan dan volume yang tinggi, ada trendline garis kuning usai break MA-200 pada level Rp15.900/US$ akan jadi support paling krusial, bersama dengan Rp15.910/US$.
(rui)