“Trump melakukan hal yang baik untuk negaranya, tetapi belum tentu untuk Indonesia dampaknya positif, karena memang dia memproteksi negaranya. Dia memproteksi AS dari teknologi China, terutama Huawei, dan lainnya. Akan tetapi, kalau komoditas, kopi Indonesia ini sekarang paling besar ekspornya ke Amerika. Kalau dia kasih tarif dumping 500%, seperti yang dilaksanakan oleh India sekarang terhadap pinang, kan bahaya,” tegasnya.
Harga Kopi
Pada perkembangan lain, Irfan juga menyebut kondisi harga kopi domestik mencapai rekor tertinggi enam bulan lalu. Akan tetapi, kini harga turun sekitar 20% akibat ketidakpastian ekonomi dan peningkatan produksi di Vietnam.
“Kira-kira enam bulan lalu adalah new record high untuk perkopian di Indonesia, enggak pernah kita menikmati harga kopi setinggi ini. Cuma sekarang seiring dengan ketidakpastian ekonomi, kemudian produksi Vietnam membaik, sekarang kita udah mulai turun harga kopi kira-kira 20% dibandingkan dengan 6 bulan lalu.”
Dengan demikian, Irfan berharap, terlepas dari siapapun yang akan memimpin AS, kebijakan yang diterapkan tetap mendukung perdagangan yang adil dan berkelanjutan, sehingga ekspor kopi Indonesia tetap memiliki daya saing di pasar global.
Sebagai catatan, AS menempati urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor produk kopi asal Indonesia dengan nilai mencapai US$215,96 juta. Nilai ini setara dengan 23,24% dari total ekspor produk kopi Indonesia.
Pada Januari—April 2024, ekspor produk kopi Indonesia mencapai US$283,3 juta. Angka ini naik 20% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu senilai US$236,08 juta.
Sepanjang 2023, ekspor kopi Indonesia ke dunia mencatatkan nilai sebesar US$929,13 juta. Sementara itu, dalam periode lima tahun terakhir (2019—2023), tren ekspor kopi Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 4,46%
(wdh)